Cek Fakta, Edy Rahmayadi Tidak Pernah Sebut Wisata Halal Danau Toba

Pelayananpublik.id – Sepekan terakhir, isu terkait wisata halal Danau Toba atau bahkan Danau Toba Syariah menjadi trending di media sosial. Edy Rahmayadi dan Pemprov Sumatera Utara (Sumut) disebut sebagai pihak yang bertanggungjawab oleh para netizen.

Ada pihak yang terpancing lalu membuat aksi unjuk rasa dan statmen penolakan terhadap isu wisata halal danau toba tersebut. Ada juga Kepala Daerah yang turut memberikan statmen terkait isu tersebut.

Isu tersebut juga dikaitkan dengan pemotongan hewan babi yang tidak boleh dilakukan di sembarang tempat umum.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Tim Pelayananpublik.id akan mengulas fakta-fakta terkait isu wisata halal danau toba atau danau toba syariah ini.

Berdasarkan data dari Humas Sumut, isu tersebut bermula ketika sejumlah wartawan melakukan doorstop interview terhadap Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi selepas shalat dzuhur di Masjid Agung pada Kamis, 22 Agustus 2019 lalu.

Pada wawancara itu, para wartawan menanyakan soal pencemaran danau toba yang diduga dilakukan oleh manajemen hotel yang beroperasi di sekitar danau Toba.

Berikut transkrip wawancara antara wartawan dengan Edy Rahmayadi yang dirilis oleh Humas Sumut.

Wartawan : di danau toba ada sejumlah hotel yang tidak memiliki IPAL. itu gimana ? apakah akan melakukan pengecekan ?

Edy Rahmayadi : Saya sedang membentuk tim untuk khususnya danau Toba. Danau Toba ini mengeluarkan dana yang tidak tanggung, dana APBN yang begitu besar, belum lagi investor asing maupun dalam negeri. Ini cukup besar, ini tidak boleh ditangani main-main karena nanti sia-sia itu semua.

Untuk itu bukan hanya limbah, dia harus jelas hitungannya. Saya sudah ngomong juga dengan pak Presden, pak Luhut, saya ngomong juga itu. Namanya orang dagang itukan harus untung. Ini kan soal seperti itu dagang. Makanya harus didisain dengan benar. Bukan hanya infrastruktur, lingkungan, inikan semua harus terpadu. Sehingga wisatawan itu datang dan ikuti maunya wisatawan. Jangan maunya awak pulak, yang mau datangkan wisatawan. Wisatawan mana yang mau kita ambil ?
kita bilang juga bukan wisatawan sak dunia ini  mau dipaksa situ, tidak. Australi mau dikejar ? gak mau, dia maunya ke Bali.

Wartawan : “Bali” sambung wartawan.

Edy Rahmayadi : mana yang dekat, Brunei, Malaysia, Singapur, Thailand, paling jauh Cina lah.

Wartawan : “Brunei, malaysia, Singapur, Thailand lah paling pak ya. China” sambung wartawan mengikuti ucapan Edy.

Edy Rahmayadi : Kita lihat lah ada istiadat di sana maunya apa (adat turis asing). Kayak Malaysia, Brunei. Tak gak kelen bikin di situ masjid. Tak datang.

Wartawan : Makanan halal ?, tanya wartawan.

Edy Rahmayadi : Sempat motong-motong babi di luar itu. Skali datang (turis) besok tak datang-datang lagi.

Wartawan : Jadi tim ini seperti apa ? tanya wartawan ke Edy.

Edy Rahmayadi : Tim kesuksesan, bagaimana ini mempercepat kesuksesan pariwisata. Belum lagi kita bicara air, saya pangil ini triathlon, begitu dicek airnya, mundur dia tak mau. Tak mau dia triathlon.
mau kita banyak. Tapi orang lain tak mau, kan tak ketemu.

Wartawan : jika nanti hotel itu terbukti membuang limbah, apa yang akan dilakukan ?

Edy Rahmayadi : itu pasti melanggar. Tindak.

Dari transkrip percakapan itu, tidak ada satu kali pun Edy mengatakan wisata halal danau toba. Kata halal juga tidak ada diucapkan oleh Edy. Ada suara yang mengatakan ‘makanan halal’ namun bukan suara Edy, diduga suara dari wartawan yang bertanya.

Edy Rahmayadi Dua Kali Meluruskan Isu Liar

baca selanjutnya …