Utang Indonesia Turun Jadi Rp6.489 T

Pelayalayanpublik.id- Utang Luar Negeri (ULN) Indinesia terpantau turun menjadi Rp6.489 triliun pada kuartal I 2024.

Menurut laporan Bank Indonesia (BI) pada kuartal I 2024 utang luar negeri RI mencapai US$ 403,9 miliar atau setara Rp 6.489 triliun (kurs Rp 16.068). Nilai itu turun 0,02% dibandingkan posisi triwulan sebelumnya yang sejumlah US$ 408,5 miliar.

“Penurunan posisi ULN ini bersumber dari ULN sektor publik maupun swasta,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Rabu (15/5/2024).

bank sumut selamat hari raya idul fitri

BI mencatat ULN pemerintah pada triwulan I-2024 sebesar US$ 192,2 miliar, turun dibandingkan posisi triwulan sebelumnya yang sebesar US$ 196,6 miliar. Penurunan ini utamanya dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen investasi lain seiring peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.

“Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara fleksibel dan oportunistik dalam aspek timing, tenor, currency dan instrumen untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal,” catat laporan tersebut.

Selain itu, sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN, pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas pemerintah yang utamanya mencakup sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (21,1% dari total ULN pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,3%); Jasa Pendidikan (16,9%); Konstruksi (13,7%); serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,6%).

“Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98% dari total ULN pemerintah,” terang laporan tersebut.

Selain itu, ULN swasta juga tercatat menurun di mana pada triwulan I-2024 senilai US$ 197 miliar, lebih rendah dibandingkan posisi triwulan sebelumnya sebesar US$ 198,4 miliar. Penurunan ini bersumber dari perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) dan lembaga keuangan (financial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 1,8% (yoy) dan 1,6% (yoy).

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Dingin; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 78,3% dari total ULN swasta. ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,1% terhadap total ULN swasta.

“Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,3% dari 29,8% pada triwulan sebelumnya, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 86,8% dari total ULN,” jelas BI.

Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah mengaku akan terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga diklaim akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian. (*)