Banyak Konten dan Aset Digital Palsu Berkeliaran di NFT

Pelayananpublik.id- Banyak orang yang tertarik untuk cepat kaya dari pekerjaan digital tanpa melakukan kerja berat. Salahsatunya dengan menjual aset digital dalam bentuk NFT.

Apalagi setelah viralnya kisah Ghozali, yang mendadak sultan karena menjual foto selfienya di marketplace NFT.

Dari itu, banyak orang yang menjual aset digital palsu, atau bahkan milik orang lain di marketplace berbeda demi meraih cuan.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Sebuah marketplace NFT, Cent bahkan sudah menghentikan sebagian besar transaksi karena banyak pengguna yang menjual token konten yang bukan miliknya (pemalsuan NFT).

Cent adalah martketplace NFT yang menjual aset tweet pertama Jack Dorsey seharga US$ 2,9 juta.

Cent yang berbasis di Amerika Serikat mengeksekusi salah satu penjualan NFT jutaan dolar pertama ketika menjual tweet mantan CEO Twitter Jack Dorsey sebagai NFT pada Maret 2020.

Tetapi pada 6 Februari 2021, perusahaan telah berhenti mengizinkan pembelian dan penjualan karena banyaknya konten palsu yang beredar.

“Ada spektrum aktivitas yang terjadi, pada dasarnya tidak boleh terjadi (secara hukum),” kata CEO dan salah satu pendiri Cent, Cameron Hejazi, dikutip dari CNBC Senin (14/2/2022).

Menurut dia, ada tiga masalah utama dalam marketplace NFT sekararang ini yakni penjualan salinan NFT lain yang tidak sah, orang membuat konten NFT yang bukan miliknya, dan orang menjual set NFT yang menyerupai sekuritas.

Hejazi mengatakan masalah ini merajalela, di mana banyak pengguna mencetak aset digital palsu.

“Itu terus terjadi. Kami akan melarang akun yang melanggar, tapi itu seperti kami sedang bermain game whack-a-mole… Setiap kali kami mencekal satu akun, yang lain akan muncul, atau tiga lagi akan muncul,” ucapnya.

Marketplace NFT lainnya yakni OpenSea juga mencoba membatasi jumlah NFT yang dapat dicetak pengguna secara gratis, tetapi kemudian membalikkan keputusan tersebut menyusul reaksi dari pengguna.

Demikian kata perusahaan OpenSea di utas Twitter, menambahkan bahwa itu ‘dipantau melalui sejumlah solusi’ untuk mencegah ‘aktor jahat’ sambil mendukung kreator.

“Menjual NFT menggunakan konten yang dijiplak bertentangan dengan kebijakan kami,” kata juru bicara OpenSea.

“Kami bekerja sepanjang waktu untuk mengirimkan produk, menambahkan fitur, dan menyempurnakan proses kami untuk memenuhi momen tersebut,” ucapnya menambahkan. (*)