Pengertian Tanah Longsor, Penyebab, Jenis Hingga Cara Mencegahnya

Pelayananpublik.id- Ketika musim hujan tiba maka salahsatu bencana alam yang perlu diwaspadai adalah tanah longsor. Ketika intensitas hujan semakin tinggi, maka warga yang tinggal di daerah rawan longsor seperti di tepi tebing atau di bawah tebing harus waspada dan bila perlu mengungsi sementara waktu.

Tanah longsor seringkali terjadi tiba-tiba dan memakan korban jiwa dan membuat kerusakan hebat. Sehingga bencana ini juga perlu diwaspadai.

Agar mengenal lebih lanjut tentang bencana alam ini, ada baiknya simak dulu pengertian tanah longsor.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Pengertian Tanah Longsor

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia longsor adalah sesuatu yang gugur dan meluncur ke bawah dengan cepat.

Sehingga tanah longsor adalah tanah yang gugur dan meluncur ke bawah.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tanah longsor afalah salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, yang menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.

Dikutip dari situs BPBD Yogyakarta, tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.

Adapun proses terjadinya tanah longsor adalah apabila air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah.

Apabila air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

Ciri Daerah Rawan Longsor

Tanah longsor tidak terjadi di semua daerah. Umumnya tanah longsor terjadi di daerah perbukitan yang curam.

Adapun beberapa ciri daerah yang rawan tanah longsor adalah sebagai berikut:

– Perbukitan dengan kemiringan 20 derajat.

– Lapisan tanah di bagian atas lereng tebal

– Lahan gundul tidak ada pepohonan, sehingga lereng terbuka

– Ada retakan tanah di atas lereng dan tebing yang jelas terlihat.

– Terdapat sistem saluran air yang buruk di daerah lereng

– Terdapat mata air atau rembesan di tebing

– Adanya bangunan di bagian atas tebing yang menyebabkan beban berlebihan.

Jenis Tanah Longsor

1. Longsoran Translasi, yakni gerakan massa tanah dan batuan di tebing dengan bidang gelincir rata atau bergelombang landai.

2. Longsoran Rotasi yakni tanah longsor berupa gerakan massa tanah dan batuan pada bidang gelincir cekung

3. Pergerakan Blok atau disebut juga longsoran translasi blok batu, yakni berupa perpindahan batuan pada bidang gelincir rata atau lurus.

4. Runtuhan batu, yakni longsor berupa batuan atau material yang bergerak ke bawah dengan jatuh bebas. Biasanya terjadi di lereng terjal, seperti yang ada di daerah pantai.

5. Rayapan tanah, yakni jenis tanah longsor yang lamban bergerak dan lama. Biasanya dapat diamati saat pohon atau rumah mulai miring atau retak perlahan ke arah bawah.

6. Aliran bahan rombakan, yakni jenis longsor akibat massa tanah bergerak didorong oleh air, sehingga kecepatan longsor tergantung pada volume air, tekanan air, dan seberapa miring lerengnya. Dapat diamati pada daerah aliran sungai di sekitar gunung merapi, saat berlangsung longsoran lahar dingin.

Cara Mencegah Longsor

Bencana alam adalah sesuatu yang bisa terjadi tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya. Seringkali bencana alam terjadi akibat kerusakan yang diperbuat manusia dalam jangka waktu yang lama.

Namun bencana alam bisa dicegah dengan beberapa cara. Adapun beberapa cara mencegah tanah longsor adalah sebagai berikut:

– Tidak menebang pohon di sekitar lereng. Seperti yang diketahui akar-akar pohon akan menahan air di dalam tanah. Selain itu akar pohon juga membuat tebing lebih kuat. Jadi bayangkan saja jika lereng sudah gundul, maka tanah akan mudah gugur ke bawah ketika ada guncangan atau resapan air berlebih.

– Tidak membuat sawah di atas lereng. Sawah adalah bidang tanah yang akan terus digenangi air, itu akan membuat tanah rentan bergeser dan rawan longsor.

Apabila ada lahan miring yang terpaksa digunakan untuk membuat sawah atau ladang maka sebaiknya buatlah sistem bertingkat sehingga akan memperlambat run off (aliran permukaan) ketika hujan.

– Tidak membangun rumah di bawah tebing. Ini karena dapat membahayakan nyawa penghuni rumah tersebut. Jika tinggi tebing 100 meter maka usahakan lokasi rumah atau bangunan berjarak minimal 250 meter dari kaki lereng. Sehingga apabila terjadi tanah longsor tidak akan mencapai bangunan tersebut.

– Tidak mendirikan bangunan di sekitar sungai: Semakin tinggi jarak antara bibir tebing terhadap sungai maka akan semakin besar peluang terjadinya longsor.  Terjadinya erosi tanah tidak langsung namun tanah yang terus tergerus oleh erosi tanah akan menyebabkan semakin habisnya tanah ada di sekitar sungai.

Demikian ulasan mengenai apa itu tanah longsor, penyebab, ciri, jenis hingga cara mencegahnya. Semoga bermanfaat. (*)