Waduh, Covid-19 Melonjak, Peti Jenazah Ikutan Langka

Pelayananpublik.id- Lonjakan Covid-19 berimbas pada banyak hal di Indonesia. Mulai ketidakadaan ruangan rumah sakit, lonjakan harga obat, oksigen bahkan kelangkaan peti mati.

Seperti yang diketahui, pasien Covid-19 yang meninggal wajib dimakamkan secara protokol Covid-19. Yakni menggunakan peti mati lalu dibungkus sedemikian rupa.

Itu juga yang membuat kelangkaan peti jenazah belakangan ini.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Kelangkaan peti mati terjadi di Kota Depok. Diketahui, di Depok, penyebaran Covid-19 di Kota Depok terbilang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari kasus aktif dan kematian harian.

Bahkan, meningkatnya jumlah warga yang meninggal dunia baik dinyatakan positif maupun suspek Covid-19, mengakibatkan terjadinya kelangkaan peti jenazah.

Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Denny Romulo mengatakan tim pemulasaran mengalami permasalahan pada ketersediaan peti jenazah.

“Iya, peti jenazah di Kota Depok mulai mengalami kelangkaan,” ujar Denny dikutip dari Liputan6, Selasa (6/7/2021).

Akibat kelangkaan tersebut, kata dia, pihaknya pernah menunda pemakaman jenazah pasien Covid-19 hingga tiga jam. Penundaan tersebut dilakukan karena jenazah tersebut harus menunggu kedatangan peti jenazah sebagai salah satu prosedur pada penanganan jenazah pasien Covid-19 sebelum dilakukan pemakaman.

“Pernah nunggu sampai tiga jam karena kan kalau belum dimasukkan ke dalam peti, jenazah belum dapat dibawa untuk dimakamkan,” terang Denny.

Dia menjelaskan, kelangkaan ketersediaan peti jenazah tidak hanya terjadi di Kota Depok, namun sejumlah kota lainnya mengalami hal yang sama dikarenakan tingginya permintaan peti jenazah.

“Ini pengggunaan peti jenazah sangat dibutuhkan karena peti itu tidak hanya untuk pasien positif Covid-19, namun jenazah suspek Covid-19 juga menggunakan peti sebelum dilakukan pemakaman,” ungkap Denny.

Dia menuturkan, kondisi tim pemulasaran jenazah Covid-19 saat ini mengalami kelelahan. Musababnya, dalam sehari tim pemulasaran pernah melakukan penanganan jenazah hingga mencapai 45 jenazah.

“Kami khawatir saat imun mereka turun mereka akan terpapar Covid-19,” ucap Denny. (*)