Di tengah gonjang-ganjing film “The Santri” yang dinilai tidak sesuai akidah Islam, seorang ulama kondang yakni Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya.
Buya Yahya mengatakan tidak ada salahnya umat Muslim membuat film. Karena film itu adalah dongeng yang divisualisasikan dalam bentuk gambar.
Untuk membuat film Islami, kata dia mesti ada dua kali referensi dari alim ulama agar tidak mengandung hal-hal yang nantinya dipertentangkan.
“Pertama sebelum dibuat maka skenarionya telah dikontrol. Membuat film Islami harus dikontrol orang yang ngerti syariat. Jangan sampai di dalam alur cerita nanti ada yang melanggar syariat. Kemudian annti setelah jadi sebelum jadi dilihat lagi oleh orang yang ngerti syariat. Dua kali ditinjau,” katanya.
Kemudian, dalam proses pembuatannya, haruslah syar’i. Begitu juga saat membuat film pesantren, referensinya harus pesantren.
“Pesantren ini harus kita tahu karakternya. Pesantren adalah tempat mengangkat akhlak. Ceritanya menunjukkan kemuliaan akhlak. Jangan sampai labelnya pesantren tapi tidak mencerminkan kemuliaan akhlak. Marah nanti seluruh pesantren,” katanya.
Ia juga mengingatkan tantangan membuat film tentang pesantren adalah harus paham bahwa pesantren itu harus menunjukkan kemuliaan akhlak. Soal gaul dan sebagainya itu bisa menyusul. Ada hal yang boleh dilakukan orang biasa tapi tidak boleh dilakukan santri dan itu harus dipahami betul oleh pembuat film.
Ia juga menegaskan pembuat film itu sendiri harus mengerti syariat Islam. Bukan hanya sutradara yang membidik pasar. (Nur Fatimah)