Pelayananpublik– Acara Mushabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) ke-58 di Kecamatan Medan Kota menjadi perhatian publik. Pasalnya pada pembukaan acara tersebut tampil beberapa remaja perempuan menari modern dengan bukan pakaian islami dan tidak memakai hijab.
Selain itu ada kelompok etnis Tionghoa yang juga menampilkan atraksi dalam acara pembukaan itu.
Bukannya mendapat pujian, acara tersebut malah panen hujatan. Dimana MTQ merupakan acara keislaman yakni perlombaan membaca kitab suci Alquran.

Bahkan kritik dilayangkan legislator Kota Medan dan Wali Kota Medan Bobby Nasution mengevaluasi pejabat terkait.
“Ini bisa jadi preseden buruk, kita minta Wali Kota evaluasi pejabat yang bersangkutan,” kata Sekretaris Komisi 1 DPRD Medan Syaiful Ramadhan, Kamis (13/2/2025).
Ia menyayangkan adanya pertunjukan tersebut dalam acara keagamaan. Camat sebagai penanggungjawab dinilai tidak memahami acara keagamaan dan acara bertemakan nasional.
“Kalau saya lihat ini sudah kecolongan, Camat sebagai penanggungjawab sepertinya tidak mengerti mana acara keagamaan mana acara yang bertema nasional,” ucapnya.
Politikus PKS ini menilai acara yang seharusnya menampilkan keteladanan nilai-nilai luhur agama malah dicampur adukan dengan pertunjukan kurang sopan. Syaiful menyebutkan tidak melarang pertunjukan tersebut, namun di acara keagamaan harusnya ditiadakan.
“Intinya kita tidak melarang pertunjukan tersebut, hanya saja ketika momennya acara agama bagusnya ditiadakan. Atraksi-atraksi itu kan bisa dilaksanakan di momen lain, bukan di MTQ,” sebutnya.
Sebelumnya sebuah video viral menampilkan sejumlah wanita tidak memakai jilbab menari di acara pembukaan MTQ tingkat Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, heboh di media sosial. Camat Medan Kota Raja Ian Andos Lubis pun menjelaskan soal video tersebut.
Dalam video yang dilihat, Rabu (12/2), terlihat 7 wanita menari di depan sebuah panggung yang berisi sejumlah pejabat hingga seorang pria berpakaian polisi. Di samping orang menari tersebut, terlihat rombongan berbaju merah yang diisi etnis Tionghoa terlihat sedang antri untuk menampilkan pertunjukannya di depan panggung.
Kemudian terlihat juga rombongan laki-laki memakai peci dan alat musik ikut pawai tersebut. Rombongan drumband juga terlihat ada di lokasi yang disebut bagian dari pembukaan MTQ tingkat Kecamatan Medan Kota.
Andos mengatakan jika kegiatan itu merupakan Pawai Budaya yang dilaksanakan pada Sabtu (8/2) di Jalan Sisingamangaraja, Medan. Sementara kegiatan MTQ ke-58 tingkat Kecamatan Medan Kota berada di Gedung Al-washliyah di dekat lokasi.
“Pawai budaya dilaksanakan di Jalan Sisingamangaraja depan makam pahlawan, bukan dilaksanakan di dalam arena MTQ ke-58 Kecamatan Medan Kota di Gedung Al Jamiyatul Alwasliyah,” kata Raja Ian Andos Lubis kepada detikSumut, Rabu (12/2).
Dalam acara itu, etnis Tionghoa ikut berpartisipasi karena Kecamatan Medan Kota disebut merupakan daerah multietnis. Apalagi mengingat etnis Tionghoa baru merayakan Imlek sehingga menampilkan tarian Gong Xi.
“Itu kan pawai budaya, Medan Kota itu kan multikultural multietnis dari ragam suku, ragam budaya, nah mereka mau berpartisipasi dari etnis Tionghoa ada mau menampilkan tarian Gong Xi kebetulan mereka baru Imlek,” ungkapnya.
Dalam pawai itu, Andos, menjelaskan banyak penampilan bukan hanya tarian itu. Tarian itu disebut berasal dari rombongan Kelurahan Panda Hulu I yang mayoritas etnis Tionghoa.
“Itu ada iringan drumband, itu dari berbagai kelurahan, nah kebetulan yang Tionghoa itu dari Kelurahan Panda Hulu I, Kelurahan Panda Hulu I kan etnis Tionghoa,” ujarnya.
Andos menegaskan jika tidak ada kesengajaan dalam momen itu. Termasuk tidak ada niat yang jelek-jelek. (*)