Apa Itu Antidot, Cara Kerja Hingga Contohnya

Pelayananpublik.id- Antidot adalah sebuah zat atau substansi yang digunakan untuk mengatasi efek atau keracunan yang dihasilkan oleh zat atau obat lainnya. Antidot bertindak dengan cara menghambat, membalikkan, atau mengurangi efek dari zat racun atau obat yang telah masuk ke dalam tubuh.

Pemberian antidot biasanya dilakukan dalam situasi darurat, seperti keracunan akut atau overdosis obat. Antidot dapat bekerja dengan beberapa mekanisme, misalnya mengikat secara langsung dengan zat racun untuk membentuk senyawa yang tidak beracun, menghambat enzim yang terlibat dalam proses metabolik zat racun, atau menggeser zat racun dari reseptor di dalam tubuh.

Contoh antidot yang umum digunakan adalah nalokson, yang merupakan antidot untuk overdosis opioid seperti heroin dan morfin. Nalokson bekerja dengan mengikat reseptor opioid di otak, mencegah efek opioid dan membalikkan depresi pernapasan yang ditimbulkan oleh overdosis opioid.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Perlu diingat bahwa pemberian antidot harus dilakukan oleh tenaga medis yang berpengalaman dan dengan pemantauan yang baik, karena dapat terjadi interaksi dan efek samping yang tidak diinginkan.

Cara kerja antidot

Cara kerja antidot dapat bervariasi tergantung pada jenis zat racun atau obat yang ingin diatasi. Berikut adalah beberapa mekanisme umum yang digunakan oleh antidot:

– Pengikatan langsung: Beberapa antidot bekerja dengan mengikat secara langsung dengan zat racun atau obat dalam tubuh. Ini membentuk senyawa yang tidak beracun atau kurang beracun, sehingga mengurangi efek negatifnya. Contohnya adalah penggunaan kalsium glukonat sebagai antidot untuk keracunan magnesium atau kalsium antagonis.

– Inaktivasi enzim: Beberapa zat racun atau obat bekerja melalui interaksi dengan enzim tertentu dalam tubuh. Antidot dapat menghambat atau menginaktivasi enzim ini, sehingga menghentikan atau mengurangi efek racun. Misalnya, atropin adalah antidot yang digunakan untuk mengatasi keracunan organofosfat, seperti insektisida.

– Penggeser reseptor: Beberapa antidot bekerja dengan menggantikan zat racun atau obat yang terikat pada reseptor tertentu di dalam tubuh. Dengan menggeser zat racun dari reseptor, antidot ini mengurangi efek negatif yang dihasilkan. Contohnya adalah nalokson, yang menggeser opioid yang terikat pada reseptor opioid di otak.

– Penetrasi sel: Beberapa zat racun atau obat memasuki sel tubuh dan menyebabkan kerusakan. Antidot dapat bekerja dengan mempengaruhi permeabilitas membran sel atau mengubah pH lingkungan sel, sehingga mengurangi kerusakan yang dihasilkan oleh zat racun atau obat tersebut.

Penting untuk dicatat bahwa cara kerja antidot sangat spesifik terhadap jenis zat racun atau obat yang ingin diatasi. Oleh karena itu, pemberian antidot harus dilakukan oleh tenaga medis yang berpengalaman dan berdasarkan diagnosis yang tepat.

Jenis dan Contoh Antidot

Berikut adalah beberapa jenis antidot dan contohnya:

– Antidot untuk keracunan alkohol: Antidot yang umum digunakan untuk keracunan alkohol adalah glukosa intravena dan tiamin (vitamin B1). Glukosa membantu menggantikan gula darah yang rendah akibat alkohol, sedangkan tiamin membantu mencegah kekurangan vitamin B1 yang dapat terjadi pada orang yang mengonsumsi alkohol secara berlebihan.

– Antidot untuk keracunan parasetamol: N-Asetilsistein (NAC) digunakan sebagai antidot untuk keracunan parasetamol. NAC bekerja dengan menghambat kerusakan hati yang disebabkan oleh parasetamol dan membantu memperbaiki fungsi hati.

– Antidot untuk keracunan opioid: Nalokson adalah antidot yang digunakan untuk overdosis opioid, seperti heroin atau morfin. Nalokson bekerja dengan mengikat reseptor opioid di otak dan membalikkan efek opioid, termasuk depresi pernapasan yang dapat terjadi pada overdosis.

– Antidot untuk keracunan antikolinergik: Atropin adalah antidot yang digunakan untuk keracunan antikolinergik, seperti keracunan beberapa jenis jamur beracun. Atropin menghambat aksi asetilkolin di tubuh dan membantu mengatasi gejala antikolinergik, seperti denyut jantung yang cepat dan dilatasi pupil.

– Antidot untuk keracunan sianida: Nitrit amil atau hidroksokobalamin (vitamin B12a) digunakan sebagai antidot untuk keracunan sianida. Keduanya membantu mengikat sianida dalam tubuh dan membentuk senyawa yang kurang beracun.

– Antidot untuk keracunan logam berat: Dimercaprol (BAL) dan kelat edetate kalsium disodium (EDTA) adalah beberapa contoh antidot yang digunakan untuk keracunan logam berat, seperti timbal atau arsenik. Kedua zat ini membentuk senyawa yang larut dalam air dan membantu dalam proses pengeluaran logam berat dari tubuh.

Harap dicatat bahwa penggunaan antidot harus dilakukan berdasarkan indikasi dan di bawah pengawasan medis yang tepat. Tidak semua antidot cocok untuk setiap jenis keracunan, dan dosis serta metode pemberian dapat bervariasi tergantung pada situasi klinis yang spesifik.

Demikian ulasan mengenai apa itu antidot, cara kerja, hingga contohnya. Semoga Bermanfaat. (*)