Pelayananpublik.id- Babay Parid Wazdi ditetapkan menjadi Direktur Utama Bank Sumut,lewat RUPS LB pada Senin (3/7/2023) lalu.
Tentunya dengan terpilihnya Babay menjadi Dirut yang baru, kinerja Bank Sumut juga akan meningkat
Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan setidaknya ada ada 4 poin penting yang perlu dilakukan oleh Babay untuk meningkatkan kinerja Bank Sumut.
Ia mengingatkan Bank Sumut harus dikelola dengan lebih hati-hati, namun bukan berarti tidak berinovasi.
Terutama di tengah situasi ekonomi Sumut yang mengalami perlambatan, dan dihantui dengan krisis perbankan yang terjadi di sejumlah Negara maju.
“Saya menyarankan 4 poin utama yang harus dilakukan oleh Dirut Bank Sumut yang baru saja ditetapkan,” ujar Gunawan di Medan, Rabu (5/7/2023).
Pertama, fokus kepada penyaluran kredit konsumer yang menjadi tulang punggung pendapatan utama bank. Dengan situasi ekonomi yang kurang bersahabat belakangan ini, kredit konsumer yang menyasar captive market Bank Sumut seperti ASN jangan pernah ditinggalkan.
Dalami kebutuhan para ASN, pegawai BUMD, BUMN, tenaga honorer maupun masyarakat pada umumnya untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan lewat Bank Sumut. Sejauh ini, dominasi captive market bank Sumut ini yang menopang bisnis Bank sampai detik ini. Bukan berarti tidak dapat menyalurkan pembiayaan ke sektor yang lain, akan tetapi ketidakpastian ekonomi yang berkembang saat ini, menuntut Bank Sumut agar tetap mampu meningkatkan keuntungan atau laba.
“Dan jangan muluk-muluk membiayai sindikasi pembiayaan proyek besar yang sangat berisiko,” sarannya.
Kedua, Bank Sumut harus berkontribusi untuk menciptakan iklim bisnis BUMD yang sehat. Diluar Bank Sumut, masih ada BUMD di wilayah Sumut yang mencatatkan kinerja keuangan merugi.
Menurutnya harus ada sinergi antara Bank Sumut dengan BUMD lainnya. Bentuk sinergi yang bisa dikembangkan nantinya adalah seperti penyelesaian masalah keuangan perusahaan, asistensi atau pendampingan manajemen keuangan perusahaan, hingga sinergi dalam pengembangan SDM perusahaan dengan saling berbagi tenaga ahli.
“Bank Sumut harus mampu hadir dan memberikan solusi terhadap masalah keuangan yang menggerogoti banyak BUMD di wilayah Sumut,” ucap Gunawan.
Ketiga, libatkan Bank Sumut dalam menjaga stabilitas makro/mikro ekonomi Sumut. Sebagai contoh, salah satu masalah besar yang dialami Sumut saat ini adalah inflasi dan kemiskinan. Bank Sumut bisa hadir dengan membangun sistem penyaluran bantuan sosial yang akuntabel secara digital.
Dia berujar, bantuan sosial di setiap daerah bisa disalurkan lewat Bank Sumut. Nantinya Bank Sumut membangun sistem penyalurannya, baik bansos dalam bentuk barang atau uang tunai yang lebih tepat sasaran.
Bank Sumut juga bisa dilibatkan dalam pengendalian inflasi daerah dengan mengeluarkan pembiayaan untuk pembelian sejumlah komoditas pangan.
“Contoh bawang merah di Sumut ini banyak didatangkan dari daerah jawa. Nah Bank Sumut bisa hadir dengan memberikan pembiayaan untuk membeli bawang di jawa, dan nantinya bawang tersebut bisa dijual di wilayah Sumut dengan harga yang lebih bersahabat,” terangnya.
Keempat, digitalisasi di semua layanan Bank Sumut, PEMDA, dan BUMD lainnya. Digitalisasi layanan keuangan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota hingga BUMD seharusnya bisa diinisiasi Bank Sumut.
“Dengan digitalisasi pendapatan asli daerah (PAD) bisa ditingkatkan dan meminimalisir kebocoran. Dan saya yakin Bank Sumut bisa hadir disitu dengan mengembangkan sistem layanan keuangan digital, yang terkoneksi dengan pemerintah daerah Sumut,” pungkas Gunawan. (*)