Sejak Kapan Manusia Mengenal Hantu? Ini Teorinya

Pelayananpublik.id- Hantu merupakan bagian dari kehidupan manusia. Hantu dipercaya sebagai entitas tak kasat mata, entah itu roh manusia yang telah meninggal dunia, bangsa jin, lelembut, peri dan sebagainya.

Hantu diketahui juga telah dikenal sejak zaman dahulu kala bahkan nenek moyang kita dahulu kebanyakan yang menyembah arwah leluhur atau yang disebut dengan animisme dan dinamisme.

Lalu sebenarnya sejak kapan manusia mengenal hantu?

hari jadi pelayanan publik

Ada beberapa teori mengenai hal ini. Salahsatunya dengan penemuan batu prasasti berusia 3.500 tahun di Museum Inggris.

Di batu tersebut tergambar seperti apa sosok hantu dan bagaimana cara mengusir makhluk halus itu.

Penanggung jawab benda-benda bersejarah dari Mesopotamia Kuno di Museum Inggris, Dr Irving Finkel mempelajari peradaban kuno selama bertahun-tahun.

Saat meneliti salah satu batu prasasti dari zaman Babylonia, Finkel mengamati sesuatu yang selama ini tidak dilihat orang lain–di bagian cahaya sebelah kanan dari prasasti itu, dari sudut yang tepat, batu prasasti itu memperlihatkan dua sosok, salah satu dari dua sosok itu tangannya terikat kepada sosok lain yang ada di depannya.

Ia mengatakan batu prasasti itu menggambarkan sosok hantu perempuan paruh baya yang harus dikembalikan ke dunia arwah. Untuk melakukan itu, seorang pemuda ditugaskan menemaninya. Agar ritual itu berjalan sesuai rencana, gambar sosok mereka berdua di batu prasasti itu dikubur bersama benda-benda yang mungkin mereka butuhkan.

Sementara di bagian belakang batu prasasti itu terdapat petunjuk bagaimana mengusir hantu yang terus bergentayangan mengejar seseorang.

Ritual ini juga mewajibkan patung didandani seperti pria dan wanita dan melengkapinya dengan kasur dan sisir. Proses ritual ini dilaksanakan pada saat fajar dengan dua bejana bir dan bacaan mantra kepada Dewa Matahari.

“Ini adalah benda yang bisa masuk catatan Guinness Book of Records karena bagaimana mungkin seseorang bisa menggambar hantu?” kata Finkel kepada the Guardian, seperti dikutip dari CNN Indonesia belum lama ini.

Finkel kemudian membahas lebih jauh mengenai hantu bagi manusia.

“Hantu sebetulnya adalah bagian dari jati diri manusia,” tulis Finkel.

Dia menyebut bangsa Babylonia punya kebiasaan tidak hanya menyingkirkan hantu, tapi juga mendatangkannya lagi dan menghindari supaya tidak menjadi seperti mereka.

“Ketika seseorang mati di Mesopotamia, sepanjang yang kita ketahui, mereka akan dibaringkan di tanah dengan sebuah ritual agar mereka terkunci dengan baik dan tidak bangkit lagi sehingga menimbulkan masalah,” ujar Finkel.

Pada waktu itu percaya hantu dianggap lumrah, kata Finkel, tapi orang-orang cukup simpatik dengan menganggap arwah itu harus dibawa kembali ke tempat mereka sebelumnya ketimbang dianggap makhluk jahat yang harus dilawan.

Satu-satunya pengecualian adalah hantu dari orang yang mengerikan bahkan dalam hidup mereka, dan tidak membaik setelah meninggal, malah masuk ke telinga orang dan menyebabkan pening. Upacara yang dijelaskan dalam prasasti itu mungkin hanya tersedia bagi orang kaya dengan harga yang tinggi, menurut Finkel, sementara orang miskin harus bertahan dengan roh yang merepotkan. (*)