Krisis Melanda, Warga Negara Ini Alami Kekurangan Gizi Massal

Pelayananpublik.id- Krisis adalah mimpi buruk bagi semua negara. Sebab kesulitan yang dialami negara akan dialami pula oleh rakyatnya.

Saat ini, krisis sedang melanda beberapa belahan dunia. Salah satunya adalah Afrika, di mana negara terpadat di Benua itu, Nigeria, telah mengalami situasi yang sangat kompleks sehingga membuat rakyat menderita.

Salah satu indikator krisis dapat terlihat dari segi kebutuhan gizi warga.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Menurut UNICEF, Nigeria menempati urutan pertama di benua itu dan kedua di dunia untuk kekurangan gizi anak.

Adapun jumlah terbanyak kasus kekurangan gizi ada di wilayah Barat Laut Nigeria. Ada delapan juta anak di wilayah itu kekurangan gizi. Di wilayah Gummi, angka kekurangan gizi anak tembus hingga lebih dari 50%.

“Lebih dari separuh anak-anak itu kekurangan gizi. Satu dari empat orang mengalami kekurangan gizi parah dan membutuhkan perawatan medis segera,” ujar program amal Dokter Tanpa Batas atau MSF kepada AFP, Kamis (28/7/2022).

Sebagai informasi, krisis di Nigeria ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah ancaman serangan bandit yang memaksa petani meninggalkan lahan pertaniannya. Ini mengancam persediaan pangan negara itu.

“Kami tidak dapat mengakses tempat-tempat yang kami lakukan sebelumnya,” kata mantan petani kacang di negara bagian Katsina, Lariya Abdulkareem.

Selain itu, keamanan di Katsina dan wilayah Barat Laut Nigeria juga telah dirusak oleh gerombolan milisi bandit yang menyerang desa, menjarah ternak, hingga menculik warga. Hal ini dilakukan untuk meminta tebusan serta mengamankan persediaan kelompok itu.

Dari aksi bandit ini, ribuan orang telah tewas dan ratusan ribu lainnya mengungsi. Tercatat, data dari 13 tahun terakhir bahkan merinci korban tewas hingga 40 ribu.

“Tapi di barat laut, kejahatan geng dikombinasikan dengan melonjaknya harga dan bahan bakar, menimbulkan krisis yang menimbulkan kelaparan pada anak-anak yang sudah terkena malaria dan penyakit lainnya,” kata relawan dan pejabat kesehatan.

Selain masalah bandit, persediaan pangan di negara itu juga terpengaruh oleh serangan Rusia ke Ukraina. Hal itu karena perang itu membuat harga pangan dan energi melambung tinggi di Nigeria.

Wasila Abdullahi, ibu tiga anak berusia 24 tahun, mengatakan kenaikan harga berdampak pada pendapatannya yang sedikit.

“Seukuran jagung dulu berharga 400 naira (Rp 15 ribu) tetapi sekarang menjadi 550 naira. Kadang-kadang kami tidak punya cukup uang untuk memberi makan keluarga,” kata Abdullahi. (*)