PPN 11 Persen, Harga Pulsa hingga Token Listrik Ikutan Naik

Pelayananpublik.id- Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11 persen mengakibatkan naiknya harga sejumlah barang seperti pulsa hingga token listrik.

Seperti yang diketahui PPN resmi naik menjadi 11 persen terhitung mulai Jumat (1/4/2022)

Menyikapi itu, sejumlah provider sudah melakukan penyesuaian harga dengan kenaikan tarif PPN.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Salahsatu pemilik konter pulsa, Lisa mengungkapkan harga paket data sudah mengalami kenaikan.

Ia membeberkan saat ini harga paket data 5 GB yang biasa dijual Rp 45.000, akan naik menjadi Rp 46.000. Kenaikan tersebut menyesuaikan harga dari agen yang mengalami kenaikan Rp 1.000.

“Kalau kemarin harga dasarnya masih Rp 42.900, sekarang menjadi Rp 43.900,” katanya, Sabtu (2/4/2022).

Selain pulsa, paket data juga mengalami kenaikan harga. Harga paket internet 1 GB yang bisa dijual Rp 15.000 naik menjadi Rp 16.000. Sedangkan paket internet 3 GB yang biasa dijual Rp 25.000 menjadi Rp 26.000.

Harga pulsa reguler juga mengalami kenaikan. Rata-rata kenaikan hanya sekitar Rp 500. Misalnya harga pulsa 15.000 yang semula dijual Rp 16.000, kini menjadi Rp 16.500. Harga pulsa 25.000 semula Rp 26.000 menjadi Rp 26.500 dan begitu seterusnya.

Selain itu, harga dasar token listrik juga mengalami kenaikan. Rata-rata kenaikannya berkisar Rp 300 – Rp 400.

Harga token listrik PLN senilai Rp 20.000 yang biasanya Rp 20.050, naik menjadi Rp 20.350. Harga token listrik Rp 50.000 semula Rp 50.050 menjadi Rp 50.350.

Sementara harga token PLN senilai Rp 200.000 yang semula Rp 200.050 menjadi Rp 200.450. Begitu juga dengan token PLN senilai Rp 500.000 yang semula Rp 500.050 menjadi Rp 500.450.

Meski begitu, ia tidak akan menaikkan harga jual token listrik. Sebab dia khawatir bila dinaikkan, pelanggannya akan pindah ke konter lain yang lebih tidak menaikkan harga.

“Kemarin yang Rp 20 ribu masih Rp 20.050 tapi sekarang naik jadi Rp 20.350. Begitupun kami masih menjual sama Rp 22.000 saja. Kalau dinaikkan nanti pelanggan tidak mau beli,” kata dia. (*)