Studi Baru Tentang Omicron, Lebih Menginfeksi Tenggorokan Daripada Paru-Paru

Pelayananpublik.id- Varian Omicron sempat meresahkan masyarakat Indonesia. Sebab varian asal Afrika ini diketahui lebih cepat menular dan berbahaya.

Namun, sejumlah studi baru menemukan hasil bahwa varian baru Covid-19, Omicron cenderung tak merusak paru-paru dibanding varian lainnya.

Fakta iitu juga didukung dengan semakin banyak bukti menunjukkan bahwa Omikron lebih menginfeksi tenggorokan daripada paru-paru.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Enam penelitian telah menemukan bahwa Omicron tidak merusak paru-paru sebanyak Delta dan varian sebelum lainnya.

“Hasil dari semua mutasi yang membuat Omikron berbeda dari varian sebelumnya adalah bahwa Omikron mungkin telah mengubah kemampuannya untuk menginfeksi berbagai jenis sel,” ujar profesor virologi di University College London, Deenan Pillay, seperti dikutip dari Republika, Senin (4/1/2022).

“Intinya, Omikron tampaknya lebih bisa menginfeksi saluran pernapasan bagian atas, sel-sel di tenggorokan. Jadi itu akan berkembang biak di sel-sel di sana lebih mudah daripada di sel-sel jauh di dalam paru-paru. Ini benar-benar awal tetapi studi menunjukkan arah yang sama,” ujarnya.

Adapun alasan mengapa Omicron lebih cepat menular juga adalah karena virus menghasilkan lebih banyak sel di tenggorokan.

Sementara, virus yang menginfeksi jaringan paru-paru akan berpotensi lebih berbahaya tetapi kurang menular.

Sejumlah penelitian didasarkan oleh uji coba pada hewan. Walaupun studi penelitian tersebut belum ditinjau oleh para ilmuwan lain. Para peneliti dari Grup Penelitian Virologi Molekuler Universitas Liverpool menerbitkan pra-cetak pada Boxing Day.

Salahseorang dari peneliti tersebut yakni Prof James Stewart mengatakan Omicron menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah pada tikus.

Makalah dari penelitiannya bersama para ilmuwan lain itu menunjukkan, bahwa tikus yang terinfeksi Omicron kehilangan berat badan lebih sedikit, memiliki viral load (pengukuran jumlah virus) yang lebih rendah, dan mengalami pneumonia yang tidak terlalu parah.

“Ini salah satu bagian dari teka-teki. Model hewan menunjukkan bahwa penyakitnya tidak separah Delta dan virus asli Wuhan. Tampaknya dibersihkan lebih cepat dan hewan pulih lebih cepat, dan itu terkait dengan data klinis yang masuk,” tulis makalah dari para peneliti tersebut.

Begitupun, masyarakat diminta tidak lengah dan tetap menerapkan protokol kesehatan termasuk memakai masker.

“Indikasi awalnya adalah kabar baik, tapi itu bukan sinyal untuk lengah, karena jika Anda rentan secara klinis, konsekuensinya masih tidak besar, ada kematian akibat Omicron. Tidak semua orang bisa melepas masker mereka dan berpesta,” kata dia. (*)