Mahasiswa ULB Analisa Harga TBS di PTPN III

LABUHANBATU – Mahasiswa Universitas Labuhanbatu (ULB) Program Studi (Prodi) Agroteknologi Fakultas Pertanian, Kurnia Renaldi, menganalisa perbedaan harga Tandan Buah Segar (TBS) di PTPN III. Perusahaan plat merah ini dalam menentukan harga TBS melibatkan Dinas Perkebunan sebelum TBS diproduksi di PKS.

Menurut Kurnia, hampir 70 persen timbangan hasil perkebunan kelapa sawit berupa tandan buah segar dikerjasamakan dengan Disbun dan PKS maupun petani menjadi perbincangan serta keraguan yang sangat meresahkan. Dimana dapat diketahui bahwa tanaman kelapa sawit adalah salah satu tanaman kelapa sawit memiliki banyak peran pada umumnya di beberapa negara.

Salah satunya di Sumatera Utara, Labuhanbatu dan di sebarluaskan dengan pengelolaan oleh Badan Usaha Milik Negara, salah satunya PT Perkebunan Nusantara III. Salah satu karyawan di perusahaan tersebut, Sutrisno Trianto, sering mendapatkan informasi perbedaan harga TBS.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

“Bukankah harga sawit sama dari harga petani? Tetapi kenyataannya berbeda dengan Disbun dan PKS serta di PTPN III,” ujarnya. Kemudian seorang teman Sutrisno, juga menyatakan setiap tempat produksi itu sudah memiliki harga ketentuan masing-masing.

“Harga sawit sangat dipengaruhi oleh penurunan dan peningkatan total biaya produksi TBS setiap tahunya,” timpal rekan Sutrisno.Beberapa hal yang menjadi penyebab perbedaan harga TBS di PKS dan Disbun, diantaranya TBS diperjualbelikan kepada perusahaan PT Perkebunan Nusantara III untuk diolah dan dipasarkan.

Kemudian Harga TBS disesuaikan dengan harga pembelian rata-rata sawit kasar (kotor). Seperti tingginya sarana produksi berupa pupuk dan pestisida. Jika kurang terawatnnya tanaman kelapa sawit maka produkvitas kebun memiliki tingkat kestabilan yang tidak menentu (rendah/ tinggi).

Kemudian, PKS membeli atau menerima TBS sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh petani/perkebunan. Harga di PKS ini terjadi ketidakseimbangan antara produksi kebun sehingga menyebabkan terjadinya harga pada tingkat petani karena pasar yang monopsonistik (pasar yang memunculkan persaingan ketat dengan perusahaan lainya.

Sehingga harga yang dibuat relatif tidak stabil). Disbun perlu melaksanakan sesuai dengan harga TBS dan PKS dengan ketentuan yang berlaku.
Itulah yang menyebabkan perbedaan harga sawit TBS. (njb)