Pelayananpublik.id- Terong merupakan tanaman yang buahnya dijadikan sayur. Terong juga merupakan sayuran favorit orang Indonesia. Terong bisa diolah menjadi berbagai jenis masakan rumahan.
Tanaman terong (Solanum melongena) merupakan jenis sayuran tahunan semusim.
Di Indonesia sendiri, terdapat beragam jenis terong yang dibudidayakan oleh para petani.
Misalnya terong lokal yakni terong gelatik, terong kopek, terong bogor, terong medan hingga terong impor seperti terong Jepang.
Bentuk dan warna buah terong pun cukup beragam ada yang putih, hijau, ungu. Bentuknya pun ada yang bulat, lonjong besar, hingga lonjong dengan ujung lancip.
Warga Indonesia tentu sudah tidak asing lagi dengan buah atau sayur terong. Permintaan terong di pasaran pun masih tinggi. Sehingga budidaya tanaman terong masih menjanjikan keuntungan.
Bagi Anda khususnya pemula yang ingin bertanam terong, perlu mengetahui cara budidaya terong yang benar agar hasil panennya melimpah.
Berikut kami rangkum cara budidaya terong yang benar agar hasilnya optimal.
1. Syarat Tumbuh Terong
Kondisi tanah ideal untuk budidaya terong adalah tanah lempung berpasir dengan kisaran pH 6,5-7.
Terong juga berproduksi maksimal pada kisaran suhu 22-30 C. Tanaman ini membutuhkan sinar matahari yang cukup, oleh karena itu cocok ditanam pada musim kemarau.
2. Pembibitan
Pembibitan terong sama dengan keluarga cabai, sebab terong masih termasuk keluarga cabai.
Jadi, cara membuat bibitnya adalah dengan memilih buah yang baik, besar dan membiarkannya tua di pohon.
Kemudian belah ambil bijinya yang terbaik, bentuknya besar, tidak cacat dan tidak keriput.
Dengan benih seperti itu, kebutuhan benih untuk satu hektar mencapai 300-500 gram.
Benih tak lantas langsung ditanam dilahan, melainkan harus disemai terlebih dahulu.
Caranya, bikin bedengan dengan lebar satu meter dan tinggi 20 cm. Bedengan itu dibuat dari campuran tanah, arang sekam dan kompos dengan perbandingan 1:1:1. Atau, silahkan baca cara membuat media persemaian. Kemudian berikan naungan terhadap bedengan tersebut.
Rendam benih terong dalam air hangat selama 10-15 menit, kemudian bungkus benih dengan kain basah dan diamkan selama 24 jam.
Lalu, buatlah alur berjarak 5-10 cm di atas bedengan untuk menebarkan benih. Kemudian tebarkan benih dan tutup dengan tanah tipis-tipis. Setelah itu, tutup bedengan dengan daun pisang atau karung goni basah. Siram dengan air untuk menjaga kelembaban persemaian.
Setelah 2-3 hari kecambah mulai tumbuh menjadi tanaman, buka daun pisang atau karung goni tersebut. Kemudian siram setiap hari tanaman tersebut. Setelah 10-15 hari, pindahkan bibit tanaman kedalam bumbunan daun pisang atau polybag kecil atau ukuran 9X10 cm, satu polybag berisi satu bibit tanaman.
Isi polybag atau bumbunan daun pisang dengan tanah dan kompos, perbandingan 1:1.
Sirami tanaman yang ada dalam polybag tersebut setiap hari. Setelah tanaman berumur 1-1,5 bulan atau telah memiliki minimal 4 helai daun, tanaman tersebut siap dipindahkan ke lahan terbuka.
3. Pengolahan Lahan
Seperti yang dijelaskan di atas, terong bisa tumbuh dengan baik di tanah yang gembur lempung berpasir. Untuk itu Anda harus menyiapkan lahan sebelum ditanami bibit terong.
Setelah dibajak atau dicangkul dan dibersihkan dari gulma, buat bedengan dengan lebar 1 meter tinggi 30 cm dan panjang disesuaikan dengan bentuk lahan. Jarak antar bedengan dibuat 40 cm.
Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar, yakni kompos atau pupuk kandang sebanyak 15 ton per hektar.
Taburkan pupuk kandang di atas bedengan dan aduk hingga merata. Tanah yang ideal untuk menanam terong adalah dengan tingkat keasaman tanah sekitar pH 5-6. Apabila pH kurang dari 5 tambahkan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar satu minggu sebelum tanam.
4. Penanaman Bibit
Penanaman bibit terong dilakukan dengan membuat lubang tanam secara berbaris, satu bedengan sebanyak dua baris. Jarak tanam antar lubang tanam 60 cm dan jarak antar baris 70 cm. Lebar lubang dan kedalaman disesuaikan dengan ukuran polybag bibit.
Sebelum bibit dipindahkan, siram bedengan dengan air. Tanaman terong cenderung tidak tahan dengan kekeringan. Pindahkan bibit tanaman satu lubang diisi satu bibit tanaman. Pindahkan tanaman beserta tanah di polibagnya, jaga agar akar tanamah tidak putus atau rusak.
5. Perawatan
Kegiatan perawatan tanaman terong yang paling awal dilakukan adalah penyulaman. Caranya, cabut tanaman yang terlihat layu atau tidak sehat dan pertumbuhannya abnormal. Pencabutan dilakukan beserta media tumbuhnya. Ganti dengan bibit baru.
Kemudian, setelah dua minggu penanaman bibit, Anda perlu memberi pupuk tambahan. Untuk budidaya terong non-organik berikan pupuk urea dengan dosis 80 kg/ha dan KCl 45 Kg/ha. Sedangkan untuk budidaya terong organik berikan pupuk kompos atau pupuk kandang, masing-masing satu kepal atau kira-kira 0,5 kg per tanaman.
Beri lagi pupuk susulan pada minggu ke-5 dan ke-7 setelah bibit ditanam. Sambil memberikan pupuk susulan, siangi gulma yang terdapat dalam bedengan tanaman. Bersihkan juga semak belukar yang terdapat disekitar area tanaman.
Anda juga perlu memasang tongkat atau ajir yang berguna untuk menopang tanaman. Pembuatan ajir dilakukan setelah tanaman berumur 3 minggu. Penancapan ajir hendaknya berjarak 5-7 cm dari pangkal batang. Jangan sampai penancapan ajir melukai akar tanaman. Ikat tanaman pada ajir dengan tali rafia.
Apabila tidak turun hujan penyiraman hendaknya dilakukan setiap tiga hari sampai tanaman berbunga. Setelah tanaman berbunga, tingkatkan frekuensinya hingga dua hari sekali.
Gunakan pestisida jika ada hama ulat yang menyerang.
5. Proses Panen
Panen pertama usaha budidaya terong biasanya dilakukan setelah 70-80 hari sejak bibit ditanam. Selanjutnya, panen dilakukan setiap 3-7 hari sekali. Dalam satu kali musim tanam, mungkin dapat mencapai 13-15 kali panen, bahkan bisa lebih.
Waktu yang tepat untuk panen adalah pagi dan sore hari. Buah dipetik dengan tangkainya, buah terung tidak tahan lama. Oleh karena itu harus segera dipasarkan begitu selesai panen.
Demikian ulasan mengenai cara budidaya terong yang benar agar hasilnya melimpah. Semoga bermanfaat. (*)