Cara Budidaya Bawang Merah yang Benar Agar Hasil Melimpah

Pelayananpublik.id- Bawang merah merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi. Sebab orang Indonesia masih menggunakan bawang merah sebagai bumbu masakan yang utama.

Bawang merah atau Allium Ascalonicum L ini juga kerap menyumbang inflasi di daerah dan nasional jika harganya melambung tinggi.

Tanaman bawang merah merupakan tanaman hortikultura yang sudah sejak lama di dibudidayakan oleh petani secara intensif.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Komoditas unggulan pertanian ini memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi di suatu wilayah.

Meskipun saat ini banyak petani bawang merah, namun dalam proses budidayanya masih ditemui berbagai kendala terutama dari segi teknis budidaya.

Nah, dari itu berikut akan kami rangkung teknik budidaya bawang merah agar hasil melimpah dikutip dari laman website Dinas Pertanian Lampung.

Syarat Tumbuh Bawang Merah

Bawang merah tidak tumbuh di sembarang tempat. Media tanam untuk bawang merah harus memenuhi syarat. Adapun beberapa syarat agar bawang merah bisa tumbuh dengan baik adalah sebagai berikut.

– Harus ada kesesuaian agroklimat

– Cahaya matahari minimum 70%,

– Suhu udara 25-320C,

– Kelembaban nisbi 50-70%.

– Struktur tanah remah, tekstur sedang sampai tinggi, drainase  dan aerasi yang   baik, mengandung bahan organik yang cukup, dan pH  tanah netral (5,6– 6,5)

– Jenis tanah sebaiknya Aluvial atau kombinasinya dengan tanah Glei-Humus atau Latosol Sumber air tersedia

Perlu diketahui, waktu tanam bawang merah juga tidak sembarangan. Waktu tanam yang ideal ditentukan berdasarkan datangnya musim hujan, ketersediaan air atau sesuai kebutuhan.

Adapun jenis bawang merah yang dianjurka untuk ditanam adalah jenis Bima Brebes, Super Philipin, Pikatan, Pancasona, Mentes

Persiapan Lahan

Lahan yang cocok untuk menanam bawang merah adalah tanah dengan syarat seperti yang diaebutkan di atas.

Namun bisa juga ditanam pada lahan bekas padi sawah atau bekas tebu.

Caranya adalah dengan membuat bedengan atau gabur dengan lebar 1,2 – 1,5 m, kedalaman parit 50– 60 cm dan lebar parit 40–50 cm.

Bedengan sebaiknya mengikuti arah Timur-Barat. Tanah yang telah diolah dibiarkan sampai kering kemudian diolah lagi 2–3 kali.

Sementara itu, pada lahan tegalan atau Lahan kering Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 cm, kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 40 cm, sedangkan panjangnya tergantung pada kondisi lahan.

Sedangkan untuk lahan dengan pH kurang dari 5,6 harus diberi Dolomit minimal 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 1–1,5 ton per hektar per tahun (untuk dua musim tanam berikutnya) yang disebar pada permukaan tanah dan kemudian diaduk rata.

Penanaman

Setelah mempersiapkan lahan, maka Anda mulai bisa menyiapkan bibit untuk ditanam. Potonglah ujung bibit hanya jika bawang merah belum siap ditanam (pertumbuhan tunas dalam umbi 80%).

Untuk jumlah bibit, kebutuhan umbi bibit adalah 1-1.2 ton per ha dengan ukuran umbi sedang (5-10 g) atau berumur 2-3 bulan.

Tanam bibit dengan jarak 20 cm x 15 cm.

Untuk penyiraman bibit pada lahan bekas sawah, lakukan satu kali sehari pada pagi atau sore hari sejak tanam sampai umur menjelang panen.

Pada musim hujan, penyiraman ditujukan untuk membilas daun tanaman dari tanah yang menempel. Periode kritis dari kekurangan air terjadi saat pembentukan umbi.

Penyiangan dilakukan  2–3 kali selama satu musim tanam, terutama  pada umur 2 minggu setelah tanam

Perbaikan pinggir bedengan dilakukan bersamaan dengan waktu penyiangan

Pemupukan

Pemupukan tanaman bawang merah dilakukan berdasarkan kebutuhan di masing-masing lahan.

Pada lahan bekas padi sawah atau bekas tebu dibutuhkan pupuk dasar: 300 kg SP-36/ha 60 kg KCl/ha dan 500 kg NPK mutiara (16:16:16) disebar serta diaduk rata dengan tanah, 7 H sebelum T.

Kemudian, diperlulan pupuk susulan berupa 180 kg Urea/ha,  atau 400 kg ZA/ha dilakukan pada umur 10-15 HST dan pada umur 30-35 HST adalah 180 kg Urea/ha.

Sementara pada lahan tegalan atau lahan kering, diperlukan pupuk dasar 1-3 hari sebelum tanam : pukan sapi/kuda (15-20 ton/ha) atau kotoran ayam (5-6 ton/ha) atau kompos (2,5-5 ton/ha) dan pupuk buatan SP-36 (250 kg/ha).

Lalu diperlukan pemupukan susulan Urea (150-200 kg/ha), ZA (300-500 kg/ha) dilakukan pada umur 10-15 HSTdan pada umur 1 BST masing-masing ½ dosis. Atau menggunakan pupuk majemuk NPK (16-16-16) 600 kg/ha yang diberikan seminggu sekali  dengan cara dicor disekitar tanaman

Perawatan dan Pengendalian Hama

Untuk perawatan tanaman bawang merah biasanya penyiraman terutama di saat musim kering. Kemudian pemupukan yang dilakukan secara berkala.

Selain itu, pengendalian hama juga merupakan bentuk perawatan bagi tanaman. Karena jika berhasil menanggulangi hama, hasil panen akan lebih optimal.

Berikut adalah beberapa hama atau penyakit tanaman bawang merah serta cara pengendaliannya.

1. Ulat daun bawang (Spodoptera exigua)

Gejala serangan: pada daun yang terserang terlihat bercak putih transparan. Hal ini karena ulat menggerek daun dan masuk ke dalamnya sehingga merusak jaringan daun sebelah dalam sehingga kadang-kadang daun terkulai.

Cara pengendalian: rotasi tanaman, waktu tanam serempak, atau dengan pengendalian secara kimiawi yaitu menggunakan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC, atau Bayrusil 35 EC

2. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)

Pengendalian dilakukan secara manual yakni dengan mengumpulkan ulat ulat pada sore/senja hari di antara pertanaman serta menjaga kebersihan areal pertanaman.

3. Trips (Trips tabaci Lind.)

Gejala serangan: terdapat bintik-bintik keputihan pada helai daun yang diserang, yang akhirnya daun menjadi kering. Serangan biasanya terjadi pada musim kemarau.

Cara pengendalian: mengatur waktu tanam yang tepat, atau secara kimiawi yakni dengan penyemprotan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC, atau Bayrusil 35 EC.

4. Penyakit bercak ungu atau trotol (Alternaria porri)

Gejala seranga: pada daun yang terserang (umumnya daun tua) terdapat bercak keputih-putihan dan agak mengendap, lama kelamaan berwarna ungu berbentuk oval, keabu-abuan dan bertepung hitam. Serangan umumnya terjadi pada musim hujan.

Cara pengendalian: rotasi tanaman, melakukan penyemprotan setelah hujan dengan air untuk mengurangi spora yang menempel pada daun. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan fungisida, antara lain Antracol 70 WP, Ditane M-45, Deconil 75 WP, atau Difolatan 4F.

Proses Panen

Bawang merah bisa dipanen setelah dua bulan penanan. Tanda bawang merah siap panen adalah sebagian besar (> 80%) daun tanaman telah rebah.Jika dipegang, pangkal daun sudah lemas.

Tanda lainnya adalah sebagian daun berwarna kuning pucat. Umbinya sudah terbentuk dengan penuh dan kompak, sebagain terlihat di permukaan tanah.

Umbi berwarna merah tua/merah keunguan serta berbau khas.

Usai dipanen, umbi harus dijemur di bawah sinar matahari 7-14 hari.
Pembalikan : setiap 2-3 hari saat susut bobot umbi mencapai 25-40% dengan kadar air 80-84%.

Bawang merah konsumsi dikemas dengan karung jala yanantara 50-100 kg.

Sementara itu penyimpanan bibit dilakukan dalam bentuk ikatan lalu digantungkan pada rak-rak bambu.

Demikian ulasan mengenai cara budidaya bawang merah yang benar agar hasil melimpah. Semoga bermanfaat. (*)