Perempuan Indonesia Kurang Aware Ancaman Penyalahgunaan Data Pribadi di Internet

Pelayananpublik.id- Dunia digital telah merambah hingga ke pelosok Indonesia. Penggunanya pun beragam kalangan termasuk perempuan. Perempuan Indonesia saat ini sangat dekat dengan dunia digital baik lewat media sosial, e-commerce dan sebagainya.

Sayangnya kaum wanita di Indonesia masih banyak yang belum aware tentang kebocoran data dan penyalahgunaan data di dunia maya.

Hal itu disampaikan Direktur Tata Kelola Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Mariam F Barata belum lama ini.

hari jadi pelayanan publik

Menurut dia, perempuan Indonesia sebenarnya khawatir dengan ancaman penyalahgunaan data pribadi. Namun, masih banyak perempuan yang masih tidak memahami ancaman-ancaman yang mereka terima ketika menggunakan internet berkaitan dengan data pribadi.

Berdasarkan data dari Safenet, kata dia, penggunaan teknologi informasi antara perempuan dan laki-laki tidak memiliki kesenjangan yang tinggi.

Akan tetapi, terdapat lonjakan kasus kekerasan berbasis digital berdasarkan data Komnas Perempuan tahun 2020. Komnas Perempuan pada 202p menerima 940 laporan. Angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya.

“Data kita juga menunjukkan, bahwa mereka kurang menyadari bahwa potensi ancaman yang ditimbulkan oleh teknologi dan data itu, wanita cenderung kurang hati-hati,” kata Mariam dikutip dari Merdeka.

Fenomena ancaman penyalahgunaan data pribadi terhadap perempuan ini, kata dia, diyakini sudah seperti gunung es. Yakni hanya beberapa kasus yang tampak dan terkesan sedikit, namun sebenarnya ancaman penyalahgunaan data pribadi bagi perempuan ini masih sangat mengerikan.

Ia menjelaskan, banyak perempuan belum sadar bahwa jejak digital sangat berpeluang untuk disalahgunakan di kemudian hari. Jejak digital, lanjut Mariam, bisa digunakan oleh pihak yang ingin melakukan kekerasan berbasis daring.

Mariam membeberkan srjumlah hal yang perlu diperhatikan oleh perempuan untuk menjaga data pribadinya di dunia digital.

Misalnya, bagi perempuan yang berjualan daring, perlu memisahkan akun pribadi dengan akun publik atau usahanya.

Perempuan juga perlu memperhatikan pengaturan privasi dan membuat kata sandi akun yang kuat dan sulit ditebak.

Selain itu, perempuan harus berhati-hati dengan URL yang dipendekkan. Biasanya, URL disebarkan dengan tulisan-tulisan tertentu sehingga seseorang terpancing untuk membuka situs tersebut.

Perempuan juga perlu mengurangi aplikasi yang membutuhkan berbagi lokasi, atau setidaknya jangan mudah membagikan lokasi tempat mereka berada.

“Kemudian harus melakukan data detox, dengan kurangi jejak digital. Jaga kerahasiaan pin atau password pada ponsel atau laptop,” tutupnya. (*)