Apa Arti Kode 86 di Kepolisian, Jangan Sampai Salah Sangka

Pelayananpublik.id- Polisi bertugas menjamin keamanan untuk warganya. Mereka biasa menemui berbagai tindakan kriminal dan peristiwa di jalanan.

Nah, cara berkomunikasi antar sesama polisi juga terkadang berbeda dengan orang biasa. Sebab mereka biasanya menggunakan beberapa istilah atau kode untuk menamai sesuatu atau suatu kejadian.

Perlu diketahui, polisi sering berkomunikasi lewat Handy Talkie (HT) yakni adalah alat berkomunikasi dengan mengunakan sinyal frekuensi tertentu sebagai pemancarnya untuk satu dengan yang lainnya.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Prinsip kerja HT yaitu dengan menekan tombol ptt (Push to talk) atau tekan untuk bicara, yang dibatasi selebih-lebihnya dengan waktu 20 detik.

Dalam komunikasi antara pemegang Handy talky yang bisa di gunakan untuk menerima dan mengirim suatu suara ataupun di sebut dengan Handy dua arah.

Itu juga yang menyebabkan mereka menggunakan sandi angka agar kalimat yang disampaikan lebih singkat melalui HT.

Sebagai contoh adalah kode 86. Kode 86 mungkin yang paling sering terdengar diucapkan polisi ketika bertugas. Apalagi ada tayangan di televisi yang berjudul “Siap 86”.

Di jalanan pun, ketika polisi berkomunikasi lewat radio atau alat komunikasi lain, kode 86 juga sering terdengar. Lalu apa sebenarnya arti kode 86 dalam tugas kepolisian?

Kode 86 bisa diartikan dengan “dimengerti untuk dilaksanakan”.

Dengan demikian, maksud dari istilah gabungan “86 Ndan, taruna?” maksudnya, mengerti Komandan, siap menerima perintah selanjutnya.

Kode 86 di Barat

Kode 86 ini juga dipakai secara internasional. Hanya saja di Barat kode ini memiliki arti berbeda.

Kode 86 berarti ‘membubarkan atau membatalkan,’ ‘untuk menghalangi atau memberikan layanan lebih lanjut kepada’, bahkan ‘untuk membunuh’.

Menurut Oxford English Dictionary, penggunaan pertama yang dapat diverifikasi dari kode 86 digunakan ‘untuk menolak layanan’ dalam sebuah buku tahun 1994 tentang John Barrymore.

John Barrymore sendiri adalah seorang bintang film Amerika tahun 1920 yang terkenal karena aktingnya. Selain itu, Barrymore juga terkenal karena minumannya.

Meskipun ada banyak bar di gedung Belasco, tetapi Barrymore dikenal di kamar kecil dalam bar tersebut sebagai ‘delapan puluh enam’.

‘Delapan puluh enam’ dalam bahasa tidak resmi di negara barat berarrti ‘jangan layani dia’.

Sedangkan menurut kamus Merriam Webster, kode 86 adalah istilah slang yang digunakan dalam budaya populer Amerika. Kode ini digunakan sebagai kata kerja yang berarti membuang atau menyingkirkan, terutama dalam industri makanan untuk mendeskripsikan suatu barang.

Sementara itu, teori yang paling diterima secara luas dari asal mula istilah tersebut berasal dari kode yang digunakan di beberapa restoran pada 1930-an.

Dimana, kode 86 adalah bentuk singkat di antara para pekerja restoran yang berarti ‘We’re all of it’. Artinya telah melaksanakan dengan sepenuhnya dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Ini juga digunakan untuk memberitahu rekan kerja bahwa dapur mereka telah kehabisan barang, sehingga pekerja harus dikirim keluar.

Kasus Di-86-kan

Nah, selain mengerti untuk dilaksanakan, kode 86 rupanya bisa berarti lain. Istilah 86 juga sering disebutkan untuk kasus yang damai dengan memberi uang.

Jadi 86 ini diplesetkan menjadi “saling mengerti dalam bentuk saling membantu”.

Demikian dikutip dari laman Advokat Pembelamu, Kamis (6/5/2021).

Tentu “saling membantu” disitu adalah hal itu berkonotasi negatif, yakni saling mengerti karena penanganan oleh seorang oknum anggota polisi hendaknya dihargai dengan sebuah ”penghargaan”, dalam bentuk ”kemudahan” pelayanan atau pemberian sejumlah uang untuk melancarkan penanganan kasus.

Atau istilah lain, sekadar untuk ”ATK” misalnya. Apa itu ATK? Alat tulis kantor.

Nah dalam 86 jenis ini ada lagi istilah yang mungkin disebut yakni “Rembang Pati”. Rembang Pati disingkat menjadi RP yang mana artinya adalah uang, dalam hal ini sogokan.

Budaya 86 itu, diakui atau tidak, telah mewarnai kehidupan banyak “oknum anggota polisi” merugikan dalam banyak hal dalam melayani masyarakat atau proses penegakkan hukum itu sendiri.

Begitupun terkadang masyarakat sendiri yang memancing budaya 86 ini. Ketika ada kasus malah masyarakat yang meminta kasus itu di-86-kan. Jadi masyarakat itu pun ikut melanggar hukum.

Dan istilah 86 jenis ini sudah bukan hanya berada di kepolisian saja. Tapi istilah ini juga sudah digunakan orang-orang di luar kepolisian.

Jadi misalnya ada kasus pemukulan, belum sampai ke polisi sudah selesai karena 86. Artinya sudah damai dan korban sudah tarik uang dari pelaku.

Demikian arti kode 86 di kepolisian, semoga bermanfaat. (*)