Survey: Insentif Kartu Prakerja Paling Banyak Dipakai untuk Makan dan Bayar Listrik

Pelayananpublik.id- Program Kartu Prakerja masih digelar untuk tahun 2021. Antusiasme masyarakat masih tinggi dalam mengikuti program tersebut.

Apalagi di masa pandemi saat ini, insentif dari program tersebut masih dinantikan. Selain untuk mengupgrade skill, insentif itu juga digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Bahkan berdasarkan survey, insentif dari Kartu Prakerja paling banyak digunakan untuk membeli bahan pangan.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari dikutip dari Kontan, Selasa (16/3/2021).

Ia mengatakan dari survei evaluasi Program Prakerja, 95% responden menyebut insentif digunakan untuk memenuhi bahan pangan.

Survey itu dilakukan setelah sebanyak 4,7 juta penerima program kartu prakerja dengan waktu 5 Agustus hingga 15 Desember 2020 menerima insentif mencapai Rp 13,4 triliun.

“Jadi memang ini fungsi dari kartu prakerja yaitu misi ganda yang awalnya adalah untuk keterampilan, tetapi di masa pandemi ditambah misi untuk daya beli masyarakat. Ini kelihatan dari hasil survei yaitu 95% dipakai untuk bahan pangan,” ujar Denni.

Selain untuk membeli bahan pangan, insentif juga banyak digunakan untuk bayar listrik/air sebesar 74%, untuk bensin/solar sebesar 64%, untuk pulsa dan paket sebesar 61%.

Bahkan, peserta pun memanfaatkan uang tersebut untuk modal usaha yakni sebesar 70%. Pertanyaan ini merupakan pertanyaan baru yang ditambahkan dan dijawab oleh 3,28 juta pengisi survei evaluasi.

Hingga 16 Maret 2021, terang Denni, jumlah pendaftar Kartu Prakerja melalui situsnya sudah ada 55,8 juta. Sebanyak 36,6 juta lolos verifikasi email, 27 juta lolos verifikasi NIK dan KK, lalu 25,6 juta lolos verifikasi nomor HP.

Sejauh ini, sudah ada 7,2 juta SK yang diterima, dimana 6 juta penerima tahun 2020 dan sebanyak 1,2 juta SK penerima yang diterbitkan di 2020.

Dari jumlah tersebut terdapat 6,58 juta peserta yang sudah membeli pelatihan.

“Jumlah orang yang sudah beli pelatihan itu 5,51 juta di 2020, sedangkan di 2021, kita sudah memberi SK 1,2 juta orang, yang sudah membeli pelatihan 1 juta lebih,” terangnya.

Dari data tersebut, ada pula sekitar 6 juta orang yang sudah menyelesaikan minimal 1 pelatihan. Sebanyak 5,33 juta dari penerima tahun 2020, dan 774.000 orang dari tahun 2021. (*)