GeNose Disebut Kurang Ampuh Deteksi Covid-19, Tak Bisa Gantikan Rapid Test Antigen

Pelayananpublik.id- Tes Covid-19 lewat GeNose direncanakan akan diterapkan di seluruh stasiun kereta api dan bus pada Februari mendatang. GeNose yang merupakan temuan UGM ini disebut efektif mendeteksi keberadaan Virus SARSCov2 lewat hembusan nafas.

UGM mengklaim hasil uji coba tes Corona di GeNose menunjukan sensitivitas 92%. Dalam uji validasi yang dilakukan, ada sebanyak 615 sampel napas, dan 382 napas di antaranya disebutkan berpola positif COVID-19.

Namun Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman membantah itu.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Menurut dia, GeNose hanyalah berfungsi setara dengan Thermogun yakni alat skrining awal saja. Sehingga bisa saja orang yang positif Covid-19 lolos setelah dites dengan GeNose.

“Ini tidak bisa menggantikan rapid test antigen apalagi PCR,” ujarnya seperti dikutip dari Bisnis.com, Kamis (28/1/2021).

Ia mengatakan, walaupun tes melalui napas ini sudah ditemukan dari Maret-April 2020 lalu di negara maju sampai sekarang negara-negara tersebut pun belum ada yang memakainya, sekalipun untuk skrining awal.

“Diajukan untuk izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pun belum ada yang menyetujui karena memang tes menggunakan GeNos belum memadai,” lanjutnya.

Ia menjelaskan beberapa riset menunjukkan dari 30 sel uji yang melalui PCR dinyatakan positif, sementara ketika dites kembali memakai alat ini baru 7-8 yang terdeteksi. Oleh karena itu penggunaan GeNose di Indonesia perlu ditinjau ulang.

“Jangan sampai timbulkan masalah baru karena bisa jadi false positif, negatif yang berisiko dalam situasi pengendalian (Covid-19) kita yang belum terkendali,” tegasnya.

Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Hermawan Saputra menilai secara teknis penggunaan GeNose menjadi kurang efektif disebabkan beberapa hal.

“Untuk mencoba alat ini harus dalam kondisi fit, tidak makan berbau menyengat atau merokok. Oleh karena itu penggunaan ini kurang efektif di kala penempatannya di sentra-sentra mobilitas seperti terminal, stasiun ataupun bandara,” terangnya.

Selain itu, sulit memastikan pengguna jujur atau tidak dalam memenuhi persyaratan itu sebelum melakukan tes.

Menurutnya, GeNose tidak tepat dipergunakan untuk melakukan skrining awal di pusat transportasi massal. Efektivitas GeNose akan lebih baik dilakukan untuk penelitian dalam kondisi tertentu. (*)