Kodok Hingga Air Laut, Deretan Komoditas Ekspor Yang Tak Biasa dari Indonesia

Pelayananpublik.id- Indonesia merupakan negara yang mengekspor beberapa komoditinya. Indonesia biasa mengekspor hasil bumi seperti hasil pertanian, hasil laut dan perkebunan.

Dari lahan pertanian misalnya, Indonesia mengekspor sayur dan buah. Kemudian dari hasil laut seperti ikan, lobster dan lainnya. Dari hasil perkebunan Indonesia mengekspor CPO, karet, kemenyan dan lainnya.

Selain komoditi biasa seperti hasil laut, tambang dan lainnya, Indonesia juga punya komoditi yang tidak biasa namun sangat diminati mancanegara. Berikut adalah daftar komoditas tak biasa dari Indonesia yang diminati mancanegara.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

1. Lidi

Lidi ini biasa diperoleh dari daun kelapa, daun sawit dan daun nipah. Siapa sangka benda yang di Indonesia berfungsi sebagai sapu dan cenderung tak termanfaatkan, justru bisa menghasilkan pundi-pundi uang.

Daerah yang menyumbang ekspor lidi dalam jumlah besar adalah Sumatera Utara dan negara tujuannya afalah India

Eksportir lidi Sumut, Rianto Aritonang, mengatakan lidi dari Sumut ini menembus pasar ekspor ke India dengan tahap awal sebanyak 50 ton senilai USD 23.250.

“Kontrak ke depan senilai USD 51.750. Untuk sementara, ekspornya masih ke India dan selanjutnya ke Pakistan dan Nepal,” kata dia.

Rianto menyebut ekspor yang akan dikirim adalah lidi kelapa, lidi nipah dan lidi sawit. Masing-masing kontrak ekspornya sebanyak 50 ton dan 75 ton.

2. Tokek Kering

Pernah dengar orang berburu tokek karena harganya yang mahal? Ya, tokek memang bernilai jual bahkan untuk diekspor.

Tokek Indonesia biasa diekspor ke China untuk menjadi bahan obat-obatan.

Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi, menyampaikan potensi ekspor tokek atau dalam bahasa Mandarin disebut bihu kering dari Jawa Timur sangat menjanjikan.

Jawa Timur mengekspor 2,9 ton tokek kering ke China setelah Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Surabaya melakukan sertifikasi komoditas senilai Rp117 juta tersebut.

“Tokek kering merupakan bahan baku obat tradisional di China,” ucapnya seperti dikutip dari Antara, Senin (30/11).

Dia mengemukakan ramuan tersebut dipercaya dapat mengusir masuk angin, mengobati asma, dan penyakit kulit, bahkan tumor serta kanker. Dengan beragam manfaat yang dimiliki, tidak heran apabila permintaan tokek kering dari Indonesia tidak pernah berhenti.

3. Kulit Reptil

Selain itu Indonesia juga memiliki komoditas kulit reptil yang diekspor ke luar negeri.

Industri fesyen luar negeri menilai kulit reptil, seperti buaya, memiliki kualitas mumpuni sebagai bahan tas atau jaket. Karena itulah ada saja pengusaha dalam negeri yang menggeluti usaha ekspor seperti ini.

Ada bulan di mana eksportir kulit reptil menangguk ratusan ribu Dolar, tapi banyak juga bulan-bulan sepi sama sekali tidak ada order. Tapi jangan remehkan untungnya. Menurut BPS, ekspor kulit buaya dan ular bernilai USD 3,6 juta alias Rp35 miliar.

4. Kaki Kodok

Jangan kira kodok hanya binatang tidak berguna dibanding ayam, kambing dan sapi. Nyatanya kodok juga bernilai ekspor.

Terbukti ekspor kodok menyumbang devisa cukup besar. Berdasarkan data BPS, permintaan kodok, lebih tepatnya kaki kodok, dari luar negeri seperti China cenderung meningkat setiap bulan.

Permintaan bahan masakan swikee itu hanya turun di bulan Juni dan Juli saja. Secara total, sampai tiga bulan lalu, nilai ekspor kaki kodok mencapai USD 15,7 juta setara Rp150 miliar.

4. Air Laut

Bukan cuma kodok atau tokek Indonesia yang diminati, air laut juga menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan loh.

Itu karena banyak negara yang tidak seberuntung Indonesia dengan cadangan air asin besar. Pengusaha pun memanfaatkan peluang itu buat memasok kebutuhan bahan baku obat alternatif sampai penggemar ikan hias yang ingin memelihara hewan laut di aquarium.

Setiap bulan, permintaan air laut selalu ada, meski volumenya naik turun. Tapi jumlahnya tidak main-main, sebab nilai ekspor komoditas ini sepanjang 2012 mencapai USD 763.000 alias Rp73 miliar. (*)