Kepala Bappenas Miris, UMKM Banyak Jual Barang China, Bukan Produk Dalam Negeri

Pelayananpublik.id- Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan tonggak perekonomian nasional. Meskipun usaha kecil, mereka dapat membuat ekonomi tetap stabil karena kemampuannya bertaha di tengah krisis termasuk masa Pandemi Covid-19.

Untuk itu pemerintah mulai membenahi keberadaan UMKM dan memberikan berbagai kemudahan agar UMKM bisa berkembang.

Namun sayang, UMKM di Indonesia justru banyak yang menjadi pihak kedua dan yang dijual adalah barang impor dari China.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Hal itu dikatakan Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa belum lama ini.

Ia menyayangkan banyak UMKM yang justru menjadi pihak kedua, yakni menjual barang, itupun barang dari China.

“Cobalah ke Pasar Blok M misalnya, itu yang dijual UMK itu semua made in China. Tapi mereka tidak punya pilihan selain harus bertahan dan harus hidup,” katanya dikutip dari Merdeka.com.

Selain itu, produk impor dari China yang dijual di plarform digital seperti Shopee, Lazada dan lainnya.

“Produk ini juga masuk ke Bukalapak, Shopee, Tokopedia, dan lainnya sehingga membuat UMKM kita tergopoh-gopoh,” ungkap Menteri Perencanaan, Pembangunan Nasional tersebut.

Hal yang sama juga terjadi dalam skala industri besar. Semisal produksi pandai besi hasil UMKM asal Madiun Jawa Tengah yang habis terlindas oleh perusahaan besar.

Karena itu, Suharso ingin industri besar dan UMKM bisa saling menopang. Sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju yang menjadikan UMKM sebagai bagian dari rantai industri. Tidak lagi seperti di tanah air yang berjalan masing-masing.

Pemerintah hadir untuk UMKM memberikan berbagai insentif dalam ragam bentuk. Tak hanya itu, dia juga ingin Indonesia meniru Amerika Serikat dalam hal memberikan dukungan kepada pelaku usaha pemula.

Cara ini pun kata Suharso tengah dalam proses adopsi. Dia mengusulkan para mantan direksi BUMN bisa melakukan persis yang dilakukan di Amerika Serikat. (*)