Bukan Teriak dan Banting Barang, Simak Tips dari Kak Seto Saat Emosi Pada Anak

Pelayananpublik.id– Pandemi Covid-19 memang menguras energi dan tenaga para orangtua karena harus menjaga sekaligus mendampingi anak mereka saat belajar di rumah.

Tak bisa dipungkiri, banyak orangtua yang mengeluh karena belajar secara daring justru menambah beban mereka. Tak jarang juga orangtua bahkan kelepasan emosi lalu melakukan kekerasan baik fisik maupun verbal kepada anak.

Psikolog Anak, Seto Mulyadi atau Kak Seto mengatakan kekerasan terhadap anak meningkat selama pandemi Covid-19 termasuk oleh orangtua dan keluarga selama di rumah.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

“Dari kementerian perempuan dan perlindungan anak, Komisi Perlindungan Anak Indonesia memang menunjukkan angka bahwa kekerasan terhadap anak meningkat, baik itu kekerasan psikologis, kekerasan fisik maupun yang ini sangat memprihatinkan, yaitu kekerasan seksual,” jelasnya, dilansir dari Republika Online, Sabtu (10/10/2020).

Menurut Kak Seto salahsatu penyebab tindak kekerasan pada anak adalah stres orangtua terhadap kondisi saat ini. Karena itu, orangtua diminta jaga kesehatan jiwa dan jangan sampai anak jadi korbannya.

Sebaliknya, emosi yang meningkat saat menghadapi anak memang wajar muncul, namun tetap tidak boleh dilampiaskan dengan cara yang salah sehingga akan membuat trauma anak.

“Para ayah dan bunda jaga kesehatan jiwa atau mental kita. Kita juga manusia biasa bisa marah, marah ini mohon dikendalikan dengan cara-cara yang cerdas,” kata dia.

Ia mengatakan cara cerdas itu adalah dengan tidak membanting pintu, tidak membanting piring, atau maki-maki, tapi ungkapkan saja secara baik-baik kepada anak.

“Misalnya, ‘Sayang bunda marah, waktu itu kita janji mau main sama-sama sambil marah’. Ungkapkan marah, tapi tidak merusak persahabatan dengan anak,” lanjut Kak Seto.

Emosi saat marah juga bisa dilepaskan atau diungkapkan dengan berbagai cara, seperti melukis, menulis buku harian, bercerita dengan teman dekat atau menulis puisi.

“Bersih-bersih mainan anak, waktu bersih-bersih energinya keluarkan dari situ. Bikin puisi, bikin lagu, kalau perlu teriak dengan nada indah. Jadi tidak dilepas ke anak sehingga menyebabkan anak jadi sakit hati,” ujar Kak Seto. (*)