Anies Minta Tunjukkan Mana Kebijakannya Intoleran dan Diskriminatif Selama Memimpin

Pelayananpublik.id– Selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah mengeluarkan kebijakan strategis untuk menghadapi berbagai persoalan. Namun, kebijakan itu sering menuai pro dan kontra di tengah masyarakat.

Teranyar beberapa pihak menilai kebijakannya intoleran dan diskriminatif.

Padahal, Anies mengklaim sudah berusaha memperjuangkan keadilan sosial sejak kampanye Pilkada Jakarta hingga sekarang.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Dia pun meminta masyarakat menunjukkan dan membuktikan mana yang dimaksud dengan kebijakan intoleran dan diskriminatif tersebut.

“Tolong ditunjukkan selama dua tahun ini, kebijakan mana yang intoleran, tolong ditunjukkan kebijakan mana yang diskriminatif,” kata Anies dalam peluncuran buku ‘Memoar Pilkada DKI 2017’ yang disiarkan Youtube Mardani Ali Sera, dikutip Selasa (11/8).

Ia mengatakan narasi bahwa dirinya intoleran dan diskriminatif diframing sejak masa kampanye Pilkada hingga sekarang.

“Tolong ditunjukkan, fakta mana yang bisa membenarkan imajinasi bahwa gubernur dan pemerintah adalah intoleran,” lanjut dia.

Anies menyebut anggapan dirinya intoleran dan diskriminatif sangat kuat dibangun. Namun, ia mengaku tak mau menjawab imajinasi tersebut dengan imajinasi tandingan.

“Tapi dibenturkan dengan kenyataan,” ujar mantan menteri pendidikan dan kebudayaan tersebut.

Selain itu menurutnya, selama ia memimpin Jakarta masyarakat seharusnya sudah bisa menyimpulkan narasi tersebut benar atau sesat.

Sebab seharusnya anggapan tersebut batal karena tak menemukan validasi dalam kenyataan jika kebijakan intoleran dan diskriminatif itu tidak bisa dibuktikan.

“Kalau sudah begitu masih tetap saja mempertahankan imajinasi, ya berarti ada problem dengan cara berpikir,” katanya.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini pun mengklaim bahwa dirinya sejak awal masa kampanye Pilkada Jakarta memperjuangkan keadilan sosial. Ia mengaku menuangkannya dalam program kerja strategis.

“Lalu selama lima tahun itu ada yang bisa tuntas tahun pertama, ada yang tuntasnya tahun keempat, tahun kelima. Tapi yang paling penting adalah kita punya matriksnya, apa yang selesai kapan. Ini kita jaga terus,” ujarnya. (*)