Antisipasi Gelombang Kedua Corona, Ini yang Harus Dilakukan Masyarakat

Pelayananpublik.id- Kasus terjangkit Covid-19 di beberapa daerah di Indonesia menunjukkan kurva landai. Artinya semakin sedikit kasus positif dan semakin banyak yang sembuh.

Di tengah kondisi membahagiakan itu, masyarakat justru harus waspada karena akan ada gelombang 2 wabah corona. Sehingga pemerintah harus mengambil langkah untuk menghadapinya.

Kota Wuhan di China, misalnya, memutuskan untuk melakukan pengetesan Covid-19 terhadap seluruh warganya. Keputusan ini diambil untuk mengantisipasi potensi kemunculan gelombang kedua Covid-19.

hari jadi pelayanan publik

Wuhan akan melakukan tes Covid-19 kepada 11 juta warganya dengan metode tes asam nukleat. Tes ini ditargetkan akan selesai dalam waktu 10 hari.

Di Indonesia, masyarakat diminta tetap waspada dan tidak lengah. Masyarakat tetap perlu melakukan protokol kesehatan yang ketat setiap harinya ataupun ketika sedang melakukan aktivitas sehari-hari.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengatakan antisipasi kemungkinan terjadinya gelombang kedua yakni dengan kesadaran kolektif untuk bisa memahami, selama belum berhasil menemukan vaksin, maka tidak boleh kendor dan tidak boleh lengah.

Ia mengatakan kebijakan ini tidak bisa hanya diterapkan pemerintah tanpa kesadaran warganya sendiri.

Masalah ini, menurut Kepala BNPB, tidak hanya bisa diatasi dan ditangani oleh pemerintah pusat semata sehingga dibutuhkan kerja sama agar mata rantai Corona terua terputjs.

“Di sinilah pentingnya kita bersama-sama, unsur pemerintah, unsur akademisi, unsur dunia usaha, unsur komunitas relawan, organisasi masyarakat, LSM, dan juga tentunya harus didukung oleh media,” kata Doni.

Ia mengatakan saat ini sedang diusahakan alat rapid test dalam jumlah besar, juga penambahan tim laboratorium pemeriksaan, agar hasil tes cepat keluat.

Doni mengatakan gugus tugas memberikan insentif kepada para pekerja laboratorium diharapkan bisa memotivasi untuk lebih giat lagi, karena memang kita harus berkejaran dengan waktu karena ada 280.000 ODP dan PDP yang harus diperiksa secara optimal.

Diakui Ketua Gugus Tugas, memang belum stabil kemampuan pemeriksaan spesimen di seluruh laboratorium dan laboratorium rata-rata bekerja pada hari kerja sedangkan pada hari libur ini yang bekerja belum semuanya.

“Nah, oleh karenanya upaya-upaya bersama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), kami minta bantuan kepada Ketua Umum PB IDI sehingga bisa mem-backup seluruh gugus tugas daerah, termasuk adanya laboratorium di sejumlah kabupaten/kota dan diharapkan hasilnya pun akan bisa lebih optimal karena kehadiran dari IDI wilayah,” urai Kepala BNPB.

Doni berharap agar warga memiliki keaadaran sendiri untuk tidak menularkan virus. Contoh nyata adalah larangan mudik, artinya tidak boleh mudik.

“Kami juga mendapatkan informasi adanya sejumlah travel yang berusaha untuk menjaring para pemudik untuk pulang. Sekali lagi, kalau ini ketahuan dan dapat membahayakan keselamatan masyarakat di daerah asal atau di kampungnya maka mereka yang melanggar ketentuan PSBB itu bisa dikenai Pasal 93 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018, yaitu pidana dan denda,” tandas Ketua Gugus Tugas. (*)