Petani Miskin Juga Berhak Dapat BLT Rp600 Ribu per Bulan

Pelayananpublik.id- Dari sekian banyak bantuan pemerintah, BLT atau Bantuan Langsung Tunai mungkin yang pling ditunggu karena akan cair dalam waktu dekat ini.

Pemerintah juga mulai mendata sesiapa yang akan mendapatkan bantuan itu karena datanya harus sesuai yang masuk di Kemensos. Jadi sasaran BLT ini adalah warga miskin yang terdampak Covid-19.
Yakni para pekerja harian yang telah kehilngan pekerjaan yang kesulitan menghidupi keluarganya.

Kabar baiknya, para petani miskin juga akan memperoleh BLT tersebut. Sama seperti yang lain, petani kategori miskin juga akan memperoleh bantuan sebesar Rp600.000. Rp300.000 merupakan bantuan uang tunai dan Rp300.000 lainnya untuk sarana prasarana produksi pertanian.

hari jadi pelayanan publik

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas), Selasa (28/4).

“Kemudian pemerintah juga melihat bahwa pada saat ini untuk memberikan insentif kepada para petani yang jumlah petani kategori miskin sebanyak 2,44 juta agar memberikan insentif agar bisa menanam di periode berikutnya,” ujarnya.

Ia mengatakan pemerintah juga akan memberikan bantuan beras yang nanti disampaikan oleh Perum Bulog sebesar 450.000 ton dan akan diberikan kepada daerah-daerah yang dikoordinasi oleh program Kementerian Sosial.

Presiden, kata dia, meminta kepada BUMN dan daerah serta Kementerian Pertanian membuka lahan-lahan baru untuk persawahan, yaitu lahan basah ataupun lahan gambut yang di Kalimantan Tengah ada diperkirakan lebih dari 900 ribu hektare.

“Nah itu yang sudah siap itu sebesar 300 ribu hektare, juga yang dikuasai oleh BUMN ada sekitar 200 ribu hektare,” jelasnya.

Ini, lanjutnya, untuk dibuat perencanaan agar bisa ditanami padi, walaupun mungkin yield-nya lebih rendah daripada yang lain namun Pemerintah perlu mengantisipasi kekeringan yang akan melanda di beberapa negara dan di Indonesia.

“Walaupun dari BMKG menyampaikan bahwa tidak akan ada cuaca kering ekstrem, namun kita juga memonitor apakah ada di semester kedua nanti tantangan alam, apakah itu bentuknya kekeringan ataupun hama 5 tahunan,” pungkas Menko Perekonomian akhiri keterangan awalnya. (*)

Sumber: Setkab RI