Pengabdian Masyarakat Dosen UMSU di Desa Tanjung Anom Bertema “Menanamkan Sikap Entrepreneurship dan Leadership Pada UMKM”

Pada hari Senin tanggal 12 Agustus 2019 bertebatan dengan 11 Dzulhijjah 1440 H dosen UMSU, yaitu Ibu Mavianti, S.Pd.I, MA (Dosen Fakultas Pertanian UMSU), dan Ibu Rafieqah Nalar Rizky, S.Sos, M.A (Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UMSU) melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan tersebut dilakukan di dusun II desa Tanjung Anom. Kegiatan tersebut mengangkat tema “Menanamkan Sikap Entrepreneurship dan Leadership Pada UMKM”, dengan tujuan menanamkan sikap entrepreneur khususnya bagi ibu-ibu di dusu II desa Tanjung Anom.

Kegiatan ini dimulai pada Pukul 09.00 WIB, diadakan di rumah kadus yaitu Bapak Rudianto. Pada kegiatan tersebut dipandu oleh pembawa acara yaitu Nouval Dama. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Bapak kadus dan mayoritas ibu-ibu masyarakat dusun II desa Tanjung Anom. Sesuai dengan sasaran kegiatan adalah ibu-ibu karena dalam kegiatan pengabdian tersebut dilakukan demo yaitu pembuatan keripik yang terbuat dari bonggol pisang.

Khususnya ibu-ibu mereka sangat penasaran dengan adanya demo tersebut. Pemaparan dilakukan oleh Ibu Mavianti, S.Pd.I, MA tentang memanfaatkan limbah sekitar menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis. Selanjutnya demo dibantu oleh mahasiswa dengan menunjukkan bagaimana memilih bonggol pisang yang dapat diolah untuk dijadikan keripik, proses pembersihan bonggol pisang.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Kemudian dilanjutkan dengan proses memarut bonggol pisang yang sudah dibersihkan menjadi potongan-potongan yang tipis dan selanjutnya bonggol pisang yang sudag diparut direndam dengan menggunakan kapus sirih selama kurang lebih 3-4 jam. Pada saat kegiatan, panitia sudah menyediakan hasil parutan bonggol pisang yang sudah direndam sebelumnya. Setelah itu, parutan bonggol pisang tersebut dimasukkan ke adonan tepung yang sudah disiapkan.

Adonan tepung terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan garam secukupnya ketumbar dan bawang putih. Kemudian adonan bonggol pisang tersebut digoreng pada minyak yang sudah panas dengan cara memasukkannya secara perlahan dan dilakukan satu persatu. Pada proses ini perlu dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketelatenan untuk mendapatkan hasil yang benar-benar sesuai keinginan.

Setelah keripik berwarna kuning dan matang, dilanjutkan dengan ditiriskan untuk mengurangi minyak yang menempel pada keripiknya. Setelah dingin selanjutnya dilakukan pengemasan. Untuk rasa boleh sesuai selera muisalnya rasa jagung bakar, barbeque dan lain-lainnya. Namun dalam kegiatan tersebut tersedia rasa sambal balado dan original.

Adapun bonggol pisang yang digunakan adalah bonggol pisang kepok bukan bonggol pisang yang lainnya. Bukan berarti tidak bisa, hanya saja dari sisi ekonomisnya adalah kalau bonggol pisang kepok hasil keripiknya lebih enak dipandang mata karena dari segi warna memang lebih menarik sedangkan jika menggunakan bonggol pisang yang lainnya hasilnya lebih gelap karena menghitam yang berpengaruh pada rasa.

Selanjutnya pemaparan yang disampaikan oleh Ibu Rafieqah Nalar Rizky, S.Sos, M.A tentang prospek UMKM ke depan. Dalam pemaparannya beliau juga menyampaikan bahwa hal yang sudah didemokan tadi dapat menjadi peluang usaha bagi ibu-ibu di dusun II desa Tanjung Anom selain bahan baku yang memang disediakan oleh alam, jadi tidak terlalu repot memikirkan bahan baku.

Selain itu keripik bonggol pisang memiliki nilai ekonomis yang memang memiliki pangsa pasar yang jika ditekuni mampu bersaing dengan produk lainnya dan dengan keripik bonggol pisang mampu mengangkat potensi desa Tanjung Anom dusun II.

Kemudian beliau juga menyampaikan bagaimana strategi untuk dapat menembus pangsa pasar mulai dari perolehan modal, izin usaha, logo produk hingga pengemasan yang menarik sehingga mampu memberikan ciri khas dan saya tarik bagi calon pembeli. Intinya adalah ada dulu kemauan berusaha baru dipikirkan langkah dan strategi selanjutnya.

Kemudian mental pengusahanya yang ditempa supaya tidak mudah menyerah ditengah perjalanan. Jadi ketika sudah memiliki mental yang tangguh apapun hambatan dalam menjalankan usaha akan tetap survive sampai tujuan yang dicita-citakan terwujud.

Peserta yang hadir sangat antusias mendengarkan pemaparan dari narasumber. Para ibu-ibu juga bersyukur dan berterima kasih atas informasi yang diberikan. Karena menurut penuturan  mereka, selama ini bonggol pisang dianggap limbah yang tidak dapat dimanfaatkan sama sekali. Bahkan terkadang hanya dicacah sekedarnya supaya dapat dipatuk oleh ayam, hanya sebatas itu.

Namun dengan kegiatan ini ternyata bonggol pisang dapat dimanfaatkan menjadi keripik yang memiliki nilai jual yang dapat dapat meningkatkan ekonomi keluarga.

Selain itu keripik bonggol pisang ini juga sangat baik dikonsumsi oleh penderita diabetes. Sehingga ibu-ibu yang memang mempunyai keluhan keluhan diabetes dapat memperoleh cemilan sehat yang diproduksi sendiri.

Melalui kegiatan ini diharapkan kepada peserta ketika mereka telah mendapatkan pengetahuan tentang teknik pembuatan keripik bonggol pisang dapat untuk lebih berinovasi lagi dengan memanfaatkan potensi daerah seperti bonggol pisang untuk menjadi produk cemilan sehat dengan memvariatifkan rasa sehingga keripik bonggol pisang memiliki banyak varian rasa.

Dengan kemampuan inovasi yang memadai maka hal tersebut akan dapat menopang kemajuan potensi desa dengan memanfaatkan potensi yang memang sudah disediakan oleh desa.

Memalui pemanfatan limbah bonggol pisang ini maka dapat disimpulkan bahwa semua bagian dari tumbuhan pisang dapat dimanfaatkan secara baik. Semoga ibu-ibu di dusun II desa Tanjung Anom memiliki jiwa dan semangat entrepreneur sehingga mampu mendongkrak perekonomian keluarga hingga perekonomian desa. Semoga*Penulis