Arti Akulturasi, Penyebab, Contoh, dan Dampaknya Bagi Individu dan Sosial

Pelayananpublik.id- Bagi Anda yang masih intens dengan pelajaran sosiologi, pasti sudah sering mwndengar kata akulturasi. Akulturasi memang fenomena yang muncul dan menimbulkan gejala sosial di tengah masyarakat.

Secara umum, pengertian akulturasi adalah suatu proses sosial dalam masyarakat dimana terjadi interaksi antara dua budaya yang berbeda sehingga mengakibatkan terbentuknya budaya baru, namun unsur dan sifat budaya yang asli masih tetap ada.

Pengertian Akulturasi

hari jadi pelayanan publik

Sebelum pembahasan berlanjut, Anda juga perlu tahu pengertian akulturasi menurut para ahli. Berikut daftarnya.

1. John W. Berry

John W. Berry (2005:698) berpendapat akulturasi adalah suautu proses perubahan budaya dan psikologis yang terjadi sebagai akibat terjadinya kontak antara dua kelompok atau lebih dan anggota masing-masing kelompok.

2. Muhammad Hasyim

Sedangkan Muhammad Hasyim (2011), mengartikan akulturasi sebagai perpaduan dua budaya yang berbeda dalam kehidupan yang harmonis dan damai.

3. Soerjono Soekanto

Menurut Soerjono Soekanto (1990:88-89), arti akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat dengan suatu kebudayaannya dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan asing dimana unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun melebur ke dalam kebudayaan asli, dengan tidak menghilangkan kepribadian kedua unsur kebudayaan tersebut.

4. Koentjaraningrat

Koentjaraningrat menyebut akulturasi adalah sebuah proses sosial dimana masuknya kebudayaan asing secara perlahan dapat diterima tanpa menghilangkan kebudayaan asli suatu masyarakat.

Penyebab Akulturasi

Lalu apa penyebab dan bagaimana akulturasi terbentuk? Tentu harus ada 2 budaya yang berbeda. Lebih spesifik lagi, ada 2 faktor penyebab terjadinya akulturasi yakni faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Internal

Faktor internal penyebab terjadinya akulturasi adalah yang bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri contohnya penduduk yang semakin bertambah dan berkurang karena adanya kelahiran, kematian, dan migrasi.

Contoh lain, adanya penemuan-penemuan baru di berbagai bidang yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Adanya proses penyempurnaan (inovasi) terhadap penemuan-penemuan baru sehingga menambah atau mengganti sesuatu yang ada di masyarakat. Terjadinya konflik di dalam masyarakat, baik antar individu maupun kelompok. Terjadinya pemberontakan atau revolusi pada suatu negara.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor penyebab terjadinya akulturasi yang sumbernya berasal dari luar. Faktor itu kemudian mempengaruhi masyarakat dan mengubah tatanan masyarakat. Contohnya terjadinya peperangan pada suatu negara, adanya pengaruh kebudayaan asing melalui proses difusi (penyebaran budaya), akulturasi, dan asimilasi.

Jenis Akulturasi

Nah, selanjutnya adalah jenis dari akulturasi. Akulturasi juga memiliki beberapa jenis berdasarkan proses dan akibat yang terjadi di tengah masyarakat.

Karena dalam prosesnya dua budaya tak serta merta melebur menjadi satu. Ada juga kondisi-kondisi lain. Adapun jenis akulturasi adalah sebagai berikut.

– Substitusi, suatu proses penggantian unsur budaya yang lama diganti dengan unsur budaya yang baru dengan memberikan nilai tambah bagi penggunanya.

– Sinkretisme, yaitu proses terbentuknya suatu sistem baru sebagai akibat perpaduan unsur budaya lama dengan unsur budaya baru. Nah, sinkretisme ini biasanya dapat terjadi pada sistem keagamaan.

– Penambahan (addition), yaitu proses pemberian nilai tambah terhadap unsur budaya lama dengan unsur budaya baru.

– Penggantian (deculturation), proses akulturasi dimana unsur budaya yang lama digantikan oleh unsur budaya yang baru. Contoh; delman yang digantikan oleh angkutan umum.

– Originasi, yaitu proses masuknya unsur budaya baru yang memberikan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat. Contoh; listrik masuk desa terpencil.

– Penolakan (rejection); yaitu penolakan terhadap budaya yang baru karena dianggap memberikan dampak negatif dimana masyarakat tidak siap atau tidak setuju dengan pembauran budaya tersebut.

Contoh Akulturasi Budaya

1. Seni Bangunan

Contoh yang nyata dan dapat dilihat dari terjadinya akulturasi budaya adalah dalam seni bangunan seperti masjid, makam.

Makam-makam di Indonesia merupakan akulturasi budaya Hindu-Budha.

Makam-makam yang terletak di tempat-tempat tinggi menunjukkan kesinambungan tradisi yang merupakan pengejawantahan pendirian punden-punden berundak pada masa Megalitik.

Tradisi tersebut dilanjutkan pada masa Hindu-Buddha dalam bentuk bangunan-bangunan yang disebut candi. Antara lain Candi Dieng yang berketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut, Candi Gedongsanga, Candi Borobudur. Percandian Prambanan, dan lain-lain.

Setelah kebudayaan Indonesia Hindu-Buddha mengalami keruntuhan unsur seni bangunan keagamaan masih diteruskan. Beberapa contoh akulturasi bangunan keagamaan antara lain sebagai berikut.

Makam-makam yang lokasinya di atas bukit, makam yang paling atas adalah yang dianggap paling dihormati misalnya Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah di Gunung Sembung, di bagian teratas kompleks pemakaman Imogiri ialah makam Sultan Agung Hanyokrokusumo.

2. Seni Rupa

Selain dalam bangunan, akulturasi juga bisa terlihat di seni rupa. Contohnya. Patung Budha di candi Borobudur dan juga relief-relief yang dilukis di rumah panggung, perahu bercadik, dan hiasan merpati, yang merupakan karya seni asli Indonesia.

Selain di candi, banyak sekali bangunan-bangunan Islam yang dihiasi dengan berbagai motif ukir-ukiran. Misalnya, ukir-ukiran pada pintu atau tiang pada bangunan keraton ataupun masjid, pada gapura atau pintu gerbang.

Dikembangkan juga seni hias atau seni ukir dengan bentuk tulisan Arab yang dicampur dengan ragam hias yang lain. Bahkan ada seni kaligrafi yang membentuk orang, binatang, atau wayang.

3. Seni Sastra

Penyebaran agama Islam di Indonesia merupakan salah satu contoh akulturasi dimana tulisan arab kemudian berkembang menjadi tulisan Arab Gundul atau Arab Melayu.

Abjad atau huruf-huruf Arab sebagai abjad yang digunakan untuk menulis bahasa Arab mulai digunakan di Indonesia. Bahkan huruf Arab digunakan di bidang seni ukir.

Berkaitan dengan itu berkembang seni kaligrafi. Di samping pengaruh sastra Islam dan Persia, perkembangan sastra di zaman madya tidak terlepas dari pengaruh unsur sastra sebelumnya.

Dengan demikian terjadilah akulturasi antara sastra Islam dengan sastra yang berkembang di zaman praIslam. Seni sastra di zaman Islam terutama berkembang di Melayu dan Jawa.

4. Sistem Pemerintahan

Pada zaman awal, budaya yang kental adalah budaya kerajaan dimana rakyat menghormati raja. Kemudian masuk beberapa agama seperti hindu dan budha, sehingga rakyat juga menghormati brahmana dan juga biksu. Juga menganggap raja adalah titisan atau reinkarnasi dewa. Sehingga harus diakamkan di candi atau pura.

Selanjutnya muncul ajaran agama islam, yang juga mempengaruhi budaya kerajaan. Dimana raja dan para pejabat kerajaan tidak boleh disembah, hanya boleh di hormati saja.

Ketika meninggal maka dikubur berdasarkan cara islam. Kemudian zaman kerajaan runtuh, digantikan oleh sistem pemerintahan republik. Dimana pemimpinnya adalah presiden, hal ini terjadi setelah adanya pengaruh budaya eropa setelah masa penjajahan.

5. Budaya Asing

Indonesia juga kini banyak dipengaruhi budaya asing. Budaya itu mulai melekat dan dilakukan hampir seperti tradisi oleh anak muda. Contohnya pesta Halloween, Valentine (Eropa) dan Holi (India).

Holi adalah pesta masyarakat India dengan menabur bubuk warna-warni. Konsep ini juga mulai diadaptasi masyarakat Indonesia dengan menabur bubuk warna-warni di berbagai kegiatan agar lebih meriah.

Selain itu tradisi angpaw dari Tiongkok juga diadaptasi oleh masyarakat Indonesia. Angpaw bukan lagi hanya ada saat Imlek, tapi juga saat lebaran.

Dampak Akulturasi

Akulturasi ini bisa berdampak pada perubahan sikap dan perilaku masyarakat, ada positif, ada juga negatif.

Menurut Beni Ahmad Saebani (2012:191), adapun dampak akulturasi adalah sebagai berikut:

– Terjadinya perubahan cara pandang individu mengenai kehidupan masyarakat. Misalnya; berubahnya cara berkomunikasi yang dulunya secara langsung, sekarang dapat dilakukan melalui berbagai media (telepon, pesan singkat, media sosial).

– Terjadi perubahan dalam hubungan sosial di masyarakat. Misalnya hal-hal yang dulunya dianggap tabu sekarang dibicarakan lebih terbuka.

– Wawasan dan pengetahuan masyarakat semakin terbuka luas. Misalnya penggunaan smartphone di semua lapisan masyarakat.

– Terjadi perubahan mentalitas, rasa malu, dan keahlian masyarakat. Misalnya adanya persamaan hak dan tanggung jawab wanita dan pria dalam berbagai bidang, khususnya hak politik.

Akulturasi bisa terjadi melalui kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam, antara lain sebagai berikut.

Demikian ulasan mengenai akulturasi khususnya yang terjadi di Indonesia. Semoga bermanfaat. (Nur Fatimah)