Pelayananpublik.id- Harga beras masih terus menanjak naik. Pada Februari 2024 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras pada bahkan memecahkan rekor tertinggi dalam sejarah Indonesia. Harga di tingkat eceran naik 19,28 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan kenaikan harga beras terjadi di semua rantai distribusi. Ia menegaskan data BPS merupakan harga rata-rata dari berbagai kualitas beras dan mencakup seluruh wilayah di Indonesia.
“Harga beras secara nasional yang dicatat adalah harga rata-rata dari berbagai jenis kualitas beras di seluruh kabupaten/kota indeks harga konsumen (IHK), di mana Februari 2024 merupakan harga tertinggi dibandingkan periode-periode sebelumnya,” ungkap Habibullah dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat (1/3).
Ia merinci harga beras di level eceran pada Februari 2024 naik 5,28 persen secara bulanan (mtm) dan lebih mahal 19,28 persen secara tahunan (yoy).
Lalu, harga beras di tingkat grosir naik 5,96 persen secara bulanan dan meroket 20,08 persen yoy. Sementara di penggilingan naik 6,76 persen secara bulanan (mtm) dan melesat 24,65 persen secara tahun (yoy).
Mahalnya harga beras memang menjadi biang kerok inflasi pada Februari 2024, baik secara bulanan maupun tahunan.
BPS merinci komoditas penyumbang inflasi tahunan pada bulan ini, antara lain beras, cabai merah, daging ayam ras, sigaret kretek mesin (SKM), tomat, bawang putih, dan gula pasir. Sedangkan andil inflasi dari komoditas lain di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau datang dari emas perhiasan, angkutan udara, dan biaya kontrak rumah.
Sementara itu, komoditas penyumbang inflasi terbesar secara bulanan (mtm) adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 1 persen dan andil 0,29 persen. Habibullah merinci komoditas penyumbang inflasi bulanan terbesar, yakni beras dengan andil inflasi 0,21 persen, cabai merah 0,09 persen, telur ayam ras 0,04 persen, dan daging ayam ras 0,02 persen
“Pada Februari 2024, komoditas beras kembali mengalami inflasi sebesar 5,32 persen dengan andil 0,21 persen. Komoditas beras memberikan andil inflasi terbesar, baik secara mtm, year to date (ytd), maupun yoy. Secara umum, kenaikan harga beras terjadi di 37 provinsi, sedangkan harga beras di 1 provinsi lainnya menunjukkan penurunan,” rincinya.
Pedagang pasar tradisional juga mengeluhkan harga beras yang diklaim menembus rekor termahal di era Presiden Joko Widodo. Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan mengaku para pedagang sekarang sulit mendapatkan beras medium maupun premium.
Reynaldi menyindir masifnya bantuan sosial dan bantuan pangan beras 10 kg, sebelum kelangkaan di pasar ini mencuat. Terlebih, bansos itu dibagikan terang-terangan jelang Pemilu dan Pilpres 2024.
Kalaupun barangnya ada, ia mengklaim harga beras premium di pasar bisa menembus Rp18.500 per kg.
“Yes (harga beras premium Rp18.500 per kg tertinggi di era Presiden Jokowi). Hati-hati jika pasar tradisional stok berasnya tidak melimpah tentu akan terganggu distribusi pangan rakyat yang ada di pasar,” ucap Reynaldi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (13/2). (*)