Sejarah Emoji Semangka Jadi Dukungan Palestina

Pelayananpublik.id- Ranah media sosial belakangan ini diramaikan dengan postingan gambar dan emoji semangka. Gambaran semangka yang sudah dipotong itu dipajang para netizen untuk mendukung Palestina.

Seperti yang diketahui Media sosial menjadi tempat bagi warganet untuk mengungkapkan dukungan mereka terhadap Palestina yang terus digempur tentara Israel.

Laman Commitee to Protect Journalist per 1 Oktober 2023 menyebutkan, lebih dari 8.500 warga Palestina meninggal dunia akibat serangan.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Mengutip Time, Kamis (2/11/2023), emoji semangka alias watermelon menjadi simbol yang begitu kuat untuk memperlihatkan dukungan bagi Palestina.

Ternyata perkara semangka ini bukanlah hal baru.
Pada tahun 1967, Israel menyerang Gaza dan mencaplok Yerusalem Timur dan menguasai Tepi Barat Gaza. Peristiwa itu dikenal dengan Perang Enam Hari alias Six-Day War.

Pada saat itu, pemerintah Israel menjadikan pengibaran bendera Palestina di depan umum sebagai pelanggaran pidana di Gaza dan Tepi Barat.

Untuk menghindari larangan tersebut, warga Palestina mulai menggunakan semangka sebagai upaya mereka tetap bisa mengibarkan ‘benderanya’.

Pasalnya, ketika dibelah, buah tersebut memiliki unsur warna bendera Palestina, yakni merah, putih, hijau, dan hitam yang direpresentasikan dari biji semangka.

Namun upaya itu juga tidak mudah. Pasalnya pemerintah Israel tidak hanya menindak tegas pengibaran bendera, tetapi penggunaan benda lain dengan warna-warna serupa.

Seorang seniman Sliman Mansour bercerita pada The National pada 2021, bahwa di 1980 pejabat Israel menutup pameran di 79 galeri di Ramallah yang menampilkan karya Mansour dan karya lainnya.

“Mereka mengatakan kepada kami bahwa mengecat bendera Palestina itu dilarang. Seniman Issam Badrl pun bertanya, ‘bagaimana jika saya membuat bunga berwarna merah, hijau, hitam, dan putih?'” kata Mansour dalam ceritanya.

Mansour melanjutkan, petugas tersebut menjawab dengan marah bahwa lukisan atau apa pun dengan warna tersebut bakal disita. Sang petugas menambahkan, semangka pun akan disita.

Pada 1993, Israel pun mencabut larangan penggunaan bendera Palestina sebagai bagian dari Perjanjian Oslo.

Perjanjian ini mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina sekaligus jadi perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan penjajahan Israel ke Palestina.

Setelah perjanjian tersebut, The New York Times sepakat bahwa semangka berperan sebagai simbol selama Israel melarang bendera Palestina.

Penggunaan semangka pun dipublikasi pada 2007, yakni setelah Intifada kedua, di mana saat itu seniman Khaled Hourani menciptakan Kisah Semangka alias The Story of the Watermelon untuk sebuah buku berjudul Subjective Atlas of Palestine.

Pada 2013, ia mengisolasi satu cetakan dan menamakannya The Colours of the Palestine Flag, jadi sejak itu dilihat oleh orang-orang di seluruh dunia.

Penggunaan semangka sebagai simbol dukungan buat Palestina pun muncul lagi tahun 2021. Hal ini seiring keputusan pengadilan Israel bahwa keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur akan diusir dari rumah mereka untuk dijadikan tempat bagi pemukim.

Pada Januari lalu, menteri keamanan nasional Israel Itamar Ben-Gvir memberi kewenangan ke polisi untuk menyita bendera Palestina.

Hal ini pun diikuti dengan pemungutan suara pada bulan Juni lalu, mengenai rancangan undang-undang yang melarang orang mengibarkan bendera di lembaga-lembaga yang didanai negara, termasuk universitas.

Pada Juni lalu, Zazim, sebuah organisasi komunitas Arab-Israel meluncurkan kampanye untuk memprotes penangkapan dan penyitaan bendera.

Lalu, gambar semangka terpampang di 16 taksi yang beroperasi di Tel Aviv, Israel, dengan teks bertuliskan “Ini bukan bendera Palestina.”

Seorang warga Palestina dari Haifa pun berkata ke Al Jazeera, mereka memiliki pesan yang jelas. “Jika Anda ingin menghentikan kami, kami akan mencari cara lain untuk mengekspresikan diri,” katanya.

Nah, kini, emoji semangka kembali dipakai oleh para pengguna medsos untuk menyuarakan dukungan mereka terhadap Palestina.

Di media sosial, penggunaan gambar semangka juga dilakukan untuk menghindari shadow banned. (*)