Ciri Anak Keracunan dan Cara Menanganinya

Pelayananpublik.id- Kasus keracunan anak cukup sering terjadi. Apalagi anak-anak belum bisa membedakan makanan yang sehat dan tidak. Mereka cenderung memakan apa yang mereka suka.

Sayangnya, para penjual makanan juga tak jarang abai dan tidak memedulikan kualitas makanan yang mereka jual. Mereka lebih memikirkan untung daripada mengganti bahan dengan yang lebih bagus dan segar.

Sehingga bagi anak yang daya tahan tubuhnya atau sensitif maka makanan itu bisa menyebabkan keracunan.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Anak yang mengalami keracunan makanan mungkin akan menunjukkan gejala seperti mual, muntah, diare, perut kembung, atau demam, tergantung pada jenis racun atau makanan yang mereka konsumsi.

Keracunan makanan bisa terjadi saat anak tidak sengaja mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, racun, atau bahan kimia berbahaya, contohnya nitrogen cair. Risiko keracunan makanan akan semakin tinggi jika anak tidak rajin mencuci tangan.

Adapun beberapa bakteri yang sering menyebabkan terjadinya keracunan makanan pada anak adalah E.coli, Salmonella, atau Listeria.

Selain itu, susu segar yang belum dipasteurisasi, daging mentah, ikan mentah pada sashimi dan sushi, dan sayur atau buah yang tidak dicuci dengan bersih sebelum dikonsumsi bisa mengandung bakteri-bakteri tersebut.

Pemberian madu pada anak di bawah 1 tahun pun bisa meningkatkan risiko anak mengalami keracunan makanan. Ini karena madu mengandung bakteri Clostridium botulinum yang jika dikonsumsi oleh anak usia kurang dari 1 tahun bisa menyebabkannya mengalami keracunan makanan yang serius.

Menangani Anak yang Keracunan

Ketika anak mengalami keracunan, tentu Anda harus membawanya ke unit kesehatan terdekat.
Namun sebelum kesana Anda bisa melakukan beberapa langkah sebagai pertolongan pertama yakni:

1. Memberinya banyak air putih

Saat keracunan makanan, muntah dan diare yang tidak kunjung berhenti bisa menyebabkan anak mengalami dehidrasi. Untuk mencegahnya, berikan Si Kecil banyak minum air putih. Supaya anak tidak kembung, Bunda bisa memberikan air putih dalam jumlah yang sedikit, tapi dengan frekuensi yang lebih sering.

2. Memberinya makan dalam porsi yang kecil

Jika mual sudah hilang, Anda bisa mulai memberikannya makanan yang mudah dicerna, seperti biskuit tanpa rasa, pisang, roti, atau nasi putih dalam porsi kecil namun sering.

3. Memastikan anak cukup istirahat

Mual, muntah, diare, demam, dan dehidrasi akibat keracunan makanan bisa  membuat anak menjadi lemas. Oleh karena itu, setelah memastikan anak tidak kekurangan cairan, pastikan juga anak beristirahat dengan cukup agar kondisinya bisa segera membaik.

4. Jangan berikan obat diare yang dijual bebas

Jika Si Kecil mengalami diare akibat keracunan makanan, hindari memberikannya obat diare tanpa pemeriksaan dokter terlebih dahulu. Pasalnya, mengonsumsi sembarang obat justru bisa membuat gejala keracunan makanan semakin parah.

5. Membawanya ke Dokter

Jika anak menunjukkan gejala gawat darurat seperti hilang kesadaran, kejang, demam tinggi, dehidrasi atau mual yang tidak reda dan lainnya, Anda harus segera membawanya ke unit gawat darurat terdekat.

Demikian ulasan mengenai ciri anak keracunan dan cara menanganinya. Semoga bermanfaat. (*)