Kongres VI HAPSARI : “Persaudaraan Sesama Perempuan : Bergerak dan Mengubah”

Pelayananpublik.id- Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (HAPSARI) adalah organisasi perempuan independen yang berbasis keanggotaan. Terdiri dari komunitas-komunitas perempuan akar rumput yang mengalami pemiskinan, diskriminasi dan kekerasan oleh system secara structural maupun kultural dan perempuan yang peduli akan hal itu. Mereka itulah yang dilayani HAPSARI untuk mendapat manfaat program, khususnya dalam mengakses peningkatan kapasitas dan mengakses sumber daya.

HAPSARI dibangun dan dibesarkan oleh aktivitas diri anggotanya. Selama ini, seluruh energi dan aksi HAPSARI didasarkan pada komitmen sukarela perempuan akar rumput yang menjadi anggota dan pengurus di komunitas. Inilah karakteristik unik yang juga tercermin dalam sifat bottom-up organisasi yakni dalam bentuk jaringan antar komunitas perempuan yang otonom dan bahwa kepemimpinan terdiri dari perempuan akar rumput itu sendiri.

Cikal bakal HAPSARI dimulai tahun 1990 dengan kegiatan Sanggar Belajar Anak bernama “Harapan Desa Sukasari”yang kemudian menjadi akronim HAPSARI dan dinotariskan menjadi Yayasan tahun 1997. Sebagaimana nasib mayoritas rakyat dan perempuan Indonesia waktu itu, HAPSARI lahir dari warisan rejim orde baru dan penghancuran organisasi perempuan independen kala itu yang kemudian digantikan dengan paham ibuisme negara sebagaimana disebutkan oleh Julia Suryakusuma.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Suatu paham yang merupakan perkawinan antara feodalisme dan kapitalisme, dimana negara mengkonstruksikan perempuan sebagai pelaku pekerjaan domestik dan menjadikannya angkatan kerja kapitalisme yang tidak dibayar. Karena “di rumah saja, hanya membantu suami mengurus rumah”.

HAPSARI memulai pengorganisasian dengan prinsip “persaudaraan sesama perempuan” (sisterhood) yang terkandung di dalamnya prinsip dan nilai solidaritas serta kepedulian terhadap persoalan-persoalan yang dialami oleh perempuan. Hingga saat ini HAPSARI terus merawat semangat sisterhood untuk terus bergerak dan mengubah, karena situasi sosial dan tradisi patriarki masih sangat kuat hingga hari ini. Dari kongres ke kongres, HAPSARI terus membangun kaderisasi kepemimpinan dan meletakkan mandate membangun gerakan perempuan akar rumput di komunitas dan berpusat pada perempuan.

Perubahan iklim, gender dan kekerasan terhadap perempuan
Perubahan iklim, gender dan kekerasan terhadap perempuan merupakan focus utama HAPSARI saat ini. Karena perubahan iklim membawa dampak berbeda kepada perempuan dan laki-laki, yang disebabkan oleh peran yang berbeda secara sosial dan ekonomi serta budaya. Secara spesifik, dampak perubahan iklim membawa dampak lebih kuat kepada kelompok miskin dan rentan dibanding kelompok berpendapatan menengah. Diantara mereka, perempuan adalah kelompok yang paling miskin dan paling rentan.

Hasil Kongres HAPSARI

Kongres V HAPSARI yang dilaksanakan tanggal 24 – 26 Agustus 2023 di Pantai Cermin menghantarkan HAPSARI pada usia 26 tahun. Selain terus menumbuhkan dan memperkuat gerakan perempuan akar rumput, HAPSARI juga ikut melakukan perubahan sosial budaya, ekonomi dan politik yang berkeadilan di Indonesia, sekaligus memperkuat gerakan perempuan nasional.

Kongres tidak mengubah visi dan misi, melainkan mempertajam rumusan program strategis organisasi yaitu : (1) memperkuat akses dan asset sumberdaya penghidupan yang berkelanjutan bagi perempuan, (2) memperkuat sistim kaderisasi dan kepemimpinan perempuan akar rumput, serta (3) memperkuat jejaring untuk akses dan dukungan sumberdaya bagi organisasi dan program.

Kepengurusan Baru HAPSARI

Kongres VI HAPSARI juga memilih kepengurusan baru. Ketua Dewan Pengurus HAPSARI periode 2023 – 2018 yang baru adalah Asriyanti (menggantikan Lely Zailani), didampingi oleh Sekretaris Istuti Leili Lubis dan Bendahara Suindrawati. Sementara Ketua Pelaksana Harian (KPH) yang baru adalah Sri Rahayu (menggantikan Riani), didampingi oleh Erwita Poetri Annisa sebagai Sekretaris, dan Tugiana, Rubini serta Florida Susan sebagai anggota Pelaksana Harian.

Dengan prinsip persaudaraan sesama perempuan (untuk) “Bergerak dan Mengubah” Dewan Pengurus HAPSARI juga membentuk kelompok pakar atau tim ahli yang mempunyai disiplin ilmu dan berbasis pengalaman (praktisi) yang telah bekerja puluhan tahun di bidangnya. Mereka mempunyai tugas untuk memberikan dukungan keahlian atau substansi kepada Dewan Pengurus dan Pelaksana Harian HAPSARI.

Kelompok pakar ini dilembagakan dengan nama Dewan Ahli yang dipimpin oleh Lely Zailani sebagai Ketua dengan keahlian bidang Organisasi dan Kepemimpinan Perempuan Akar Rumput. Anggota Dewan Ahli lainnya adalah Hairani Siregar (Kesejahteraan Sosial, Gender dan Inklusi Sosial), Rurita Ningrum (Analisis Anggaran), Riani Dimas (Pengorganisasian Akar Rumput), Henny Rahayu (Pengorganisasian dan Advokasi Kebijakan), Rusmawati (Pemberdayaan Masyarakat dan Desa).***