Ingat! Rokok Elektrik Sama Bahayanya dengan Rokok Konvensional

Pelayananpublik.id- Untuk bisa berhenti merokok, sebagian orang memilih beralih ke rokok elektrik. Berbeda dengan rokok biasa, rokok elektrik mengeluarkan asap dengan bermacam aroma sesuai selera pemiliknya.

Berbagai aroma seperti vanila, buah, dan wangi menyenangkan lainnya dikeluarkan dari elektronik, berbeda dari rokok biasa.

Namun meski begitu, ternyata rokok elektrik sama berbahayanya dengan rokok biasa atau konvensional.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Kandungan yang terdapat dalam rokok elektrik antara lain nikotin, zat kimia, serta perasa/flavour yang bersifat toxic/racun.

Hal itu dikatakan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dikutip dari Merdeka.com, Kamis (2/6/2022).

Ia mengatakan jika dikonsumsi dalam jangka panjang, zat-zat ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius di masa depan seperti penyakit kardiovaskular, kanker, paru-paru, tuberkulosis, dan lainnya.

“Tidak ada bedanya risiko merokok konvensional dan elektrik, dua-duanya sama bahayanya baik itu sekarang dari segi sosial ekonomi maupun untuk masa depan masalah penyakit yang mungkin timbul dari aktivitas merokok elektrik,” jelasnya.

Sementara itu, konsumsi rokok elektrik di kalangan remaja turut berdampak pada tingginya prevalensi perokok elektrik di Indonesia.

Dari hasil survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2021 menunjukkan prevalensi perokok elektrik naik dari 0,3% (2011) menjadi 3% (2021). Kemudian, prevalensi perokok remaja usia 13-15 tahun juga meningkat sebesar 19,2%.

Dia berharap temuan ini dapat menjadi landasan bagi para stakeholder dan masyarakat terutama orangtua untuk bersama-sama menghentikan aktivitas merokok khususnya di kalangan remaja.

Sebab apabila tidak segera dihentikan, kebiasaan buruk merokok pada generasi muda dikhawatirkan kian meningkat serta menimbulkan kesehatan serius di masa depan.

“Temuan survei GATS ini diharapkan bisa menjadi sarana edukasi berbasis keluarga supaya orang mau berhenti merokok dan mau membelanjakan uangnya untuk makanan bergizi dan kegiatan bermanfaat dibandingkan membeli rokok,” harap Dante. (*)