Data Warga Bocor dan Dijual Lagi, Kali Ini Milik BNI, Imigrasi dan Pinjol

Pelayananpublik.id- Kebocoran data warga Indonesia kembali terjadi. Kali ini data milik BNI, Ditjen Imigrasi hingga nasabah Pinjol yang bocor dan dijual di situs online.

Data-data tersebut dijual secara online di situs gelap Raid Forum.

Kebocoran data ini pertama kali diungkap di Twitter oleh akun @rednesia. Akun tersebut juga membagikan tangkapan layar dari akun yang menjualnya di situs gelap.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Dalam postingan di raidforum, data karyawan BNI dibagikan oleh akun Sentap. Ada juga lebih dari 150 pesan email dari BNI, termasuk dokumen transaksi yang sudah pernah dilakukan.

Dalam tangkapan layar yang dibagikan terdapat potongan surat memo yang berjudul Optimalisasi Perpanjangan Penyaluran Bantuan pelaku Usaha Mikro (BPUM). Terlihat surat itu dikeluarkan pada 4 Januari 2021.

Untuk data Ditjen Imigrasi, data yang terlihat adalah file berjudul ‘Indonesia Immigration Data up to 2021/September’. Data yang disebar akun bernama DBChaser berisi 3,5 juta data, yang diambil dari tahun 2015 sampai 2021 September.

Dalam postingan tersebut terdapat informasi unggahan di raidforum, yaitu pada 12 Januari 2022, pukul 22:27. Data yang dibocorkan itu meliputi data paspor, id pengguna, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, hingga masa berlaku paspor.

Selain itu ada juga 12 juta data pelanggan pinjol diduga bocor, namun di postingan itu tidak disebutkan nama perusahaan pinjol yang dimaksud.

Data tersebut diunggah oleh akun RafRR dan diposting pada 12 Januari pukul 12.09 siang. Dalam data sampel yang diunggah terdapat informasi nama lengkap, nomor ponsel dan alamat lengkap.

Sebelumnya kebocoran data juga terjadi di Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Data yang bocor adalah data pasien Covid-19 yang diduga dijual di forum gelap atau raid forum, Kamis (6/1). Data yang tersebar itu berasal dari 6 juta pasien.

Pengunggah juga memberi sampel medis sebanyak 3.26 GB. Dokumen yang bocor itu merupakan isi rekam medis pasien. Sementara sampel dokumen pasien 720 GB. Dalam situs itu juga ada keterangan dokumen “Centralized Server of Ministry of Health of Indonesia.” (*)