Pelayananpublik.id- Vaksinasi Covid-19 Dosis ketiga atau booster akan mulai dilakukan pada awal tahun ini.
Menurut informasi dari Kementerian Kesehatan, vaksin booster akan dimulai pada 12 Januari 2022 kepada warga Indonesia.
“Vaksinasi booster hanya akan diberlakukan di kabupaten/kota dengan cakupan vaksinasi dosis satu 70 persen dan dosis dua 60 persen,” sebut Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, Senin (3/1/2022).
“Mudah-mudahan tanggal 10 [Januari 2022] sudah ada keputusannya setelah mendapatkan rekomendasi dari ITAGI dan BPOM,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan ada tiga jenis vaksin yang sedang dikaji untuk vaksinasi booster, yaitu Pfizer, AstraZeneca, dan Sinovac.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Penny K Lukito menyebut, bahwa ada tiga vaksin Covid-19 yang bisa dijadikan booster pada Januari 2022, yakni Pfizer, AstraZeneca, dan Sinovac.
Ketiga vaksin Covid-19 tersebut diberikan secara homologous, atau dengan jenis vaksin Covid-19 yang sama.
“Secara homologous juga sudah berproses tiga jenis vaksin Covid-19 untuk booster, jadi artinya menggunakan data dari uji klinis yang dilakukan di luar negeri,” ujarnya belum lama ini.
Selain itu pemilihan 3 jenis vaksin tersebut adalah karena mempertimbangkan efekitas terutama untuk melawan varian Omicron.
Untuk vaksin Pfizer, diklaim ampuh melawan varian Omicron 25 kali lebih tinggi dibandingkan vaksin biasa. Hal tersebut tentunya menjadi kabar baik di tengah merebaknya kasus penularan varian Omicron di dunia.
dr. Adam Prabata menyebutkan booster vaksin Pfizer dapat meningkatkan kemampuan penetralisir antibodi terhadap antibodi terhadap varian Omicron.
Sementara itu, vaksin booster Astrazeneca juga diklaim ampuh melawan varian Omicron. Pihak AstraZeneca mengatakan bahwa dosis ketiga dari vaksin Covid-19 “secara signifikan” meningkatkan tingkat antibodi terhadap varian virus corona Omicron, mengutip data dari studi laboratorium baru.
Studi tentang vaksin AstraZeneca, Vaxzevria, menunjukkan bahwa setelah tiga dosis vaksin, tingkat penetralan terhadap Omicron secara luas mirip dengan yang melawan varian virus Delta setelah dua dosis. Tingkat antibodi penetralisir juga lebih tinggi dengan suntikan booster dibandingkan dengan individu yang sebelumnya telah terinfeksi dan pulih secara alami.
Vaksin booster Sinovac buatan Sinovac Biotech Ltd, China juga akan digunakan pada Januari ini.
Sinovac merupakan. salah satu yang paling banyak digunakan di dunia. Namun, vaksin jenis ini dinilai tidak menghasilkan tingkat antibodi penetral yang cukup untuk melindungi dari varian Omicron, sebuah studi laboratorium menemukan.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang telah menerima suntikan Sinovac, yang dikenal sebagai CoronaVac, harus mencari vaksin lain untuk booster mereka.
Penelitian dari University of Hong Kong dan The Chinese University of Hong Kong menemukan vaksin RNA BioNTech SE Jerman sebagai dosis ketiga membuat mereka yang sebelumnya divaksinasi penuh dengan CoronaVac, secara signifikan meningkatkan tingkat perlindungan antibodi terhadap Omicron.
Dua dosis suntikan BioNTech, yang dikenal sebagai Comirnaty, juga tidak cukup. Meskipun menambahkan booster dari jenis yang sama meningkatkan perlindungan ke tingkat yang memadai, kata para peneliti dalam sebuah pernyataan dilansir dari Bloomberg. (*)