Pelayananpublik.id- Ketika melakukan penelitian Anda pasti sudah akrab dengan istilah studi kasus.
Studi kasus juga biasanya digunakan dalam melakukanbpenelitian kualitatif. Namun walau tidak sebanyak dalam penelitian kualitatif, studi kasus juga kadang digunakan di dalam penelitian kuantitatif.
Studi kasus ini juga memiliki beberapa jenis yang digunakan sesuai kebutuhan. Namun sebelum membahas itu, sebaiknya kita pahami dulu apa pengertian studi kasus.
Pengertian Studi Kasus
Secara umum, pengertian studi kasus adalah proses penyelidikan atau pemeriksaan secara mendalam, terperinci, dan detail pada suatu peristiwa tertentu atau khusus yang terjadi.
Studi kasus bisa didapat dari metode-metode penelitian formal dimana ada banyak disiplin ilmu yang menggunakan studi kasus dalam proses penelitiannya, baik itu ilmu sosial maupun ilmu eksakta.
Adapun kata kasus yang dalam studi kasus mungkin saja merujuk pada individu, kelompok, peristiwa, fenomena, perilaku dan banyak lainnya.
Sebab arti “kasus” dalam setiap studi kasus itu dapat berbeda pada setiap penelitian atau topik tergantung dari si peneliti memaknainya dalam penelitian yang ia lakukan.
Jadi “kasus” di dalam studi kasus bisa berarti contoh kejadian, kondisi aktual ataupun lingkungan atau kondisi tertentu tentang orang atau sesuatu.
Pengertian Studi Kasus Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami, berikut kami rangkum pengertian studi kasus menurut ahli.
Polit dan Hungler menyebut studi kasus adalah fokus untuk menentukan dinamika terkait pertanyaan mengapa individu berpikir dan bertindak, serta mengembangkan dirinya. Mereka menilai bahwa fokus tersebut merupakan sesuatu yang penting.
Sedangkan Robert K. Yin menyatakan studi kasus merupakan proses pencarian pengetahuan untuk menyelidiki dan memeriksa fenomena yang terjadi di dalam kehidupan nyata. Sebuah studi kasus, kata dia, dapat digunakan ketika fenomena dan kehidupan nyata memiliki batas yang samar atau kabur. Sehingga studi kasus juga harus memiliki berbagai sumber untuk dijadikan alat pencarian bukti dan informasi.
Sementara itu, menurut Susilo Rahardjo dan Gudnanto pengertian studi kasus adalah metode untuk mengetahui dan memahami seseorang dengan menggunakan praktek inklusif dan menyeluruh atau komprehensif.
Sementara Bimo Walgito mendefenisikan studi kasus sebagai metode yang ditujukan untuk menyelidiki dan mempelajari peristiwa dan fenomena terkait individu. Adapun individu yang dijadikan objek penelitian tersebut nantinya akan diselidiki lebih lanjut. Hasil penyelidikan dari studi kasus tersebut dapst berupa laporan, salah satunya seperti biografi atau riwayat hidup.
Menurut Winston M. Tellis studi kasus adalah metode penelitian yang memiliki unit analisis yang lebih mengacu pada tindakan individu atau lembaga dibandingkan dengan diri individu maupun lembaga itu sendiri.
Selanjutnya, Feagin, Anthonly M. Orum dan Andree F. Sjoberg mendefenisikan studi kasus sebagai metode penelitian yang bersifat multi-perspectival analyses. Multi-perspectival analyses sendiri merupakan penelitian yang membutuhkan analisis dari berbagai sudut pandang dan tidak hanya berfokus pada satu hal.
Jenis Studi Kasus
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, studi kasus ada bermacam jenis, sesuai kebutuhan peneliti. Berikut adalah jenis studi kasus dalam penelitian.
1. Intrinsik, yakni studi kasus yang digunakan pada kasus yang akan dipelajari dengan mendalam. Dimana, kasus tersebut memiliki sesuatu yang menarik dan mengandung minat intrinsik atau yang biasa disebut sebagai intrinsic interest.
2. Instrumental, yakni studi kasus instrumental yang mempelajari suatu kasus yang mana hasilnya akan digunakan untuk memperbaiki atau melengkapi suatu teori yang sudah ada. Namun, selain untuk menyempurnakan teori yang sudah ada, hasil penelitian studi kasus jenis instrumental ini juga dapat digunakan untuk mencetuskan teori baru.
3. Kolektif, yakni studi kasus yang meneliti subjek berkelompok atau kolektif. Dalam studi kasus jenis ini, peneliti akan meneliti subjek secara kelompok dan juga individu-individu di dalamnya agar memperoleh karakter umum yang bervariasi.
Cara Kerja Studi Kasus
Ketika melakukan penelitian, para peneliti kerap menggunakan metode studi kasus khususnya dalam penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif lebih cenderung menggali pertanyaan mengapa dan bagaimana, menjadi paduan yang tepat dengan studi kasus. Hal ini karena sifat studi kasus yang mempelajari secara mendalam hingga dapat menemukan realitas.
Data kasus dalam penelitian kualitatif dapat dikumpulkan dengan beberapa metode. Seperti halnya penelitian kualitatif pada umumnya, data dapat diperoleh dari wawancara, observasi, dokumentasi, forum group discussion (FGD), dan lainnya.
Data tersebut kemudian akan diperdalam dan dipertajam hingga dapat memahami permasalahan yang sedang diteliti.
Adapun kasus yang diteliti juga merupakan kasus atau fenomena atau kejadian yang sedang berlangsung dan sangat khas. Kekhasan kasus dapat dilihat dari segi subjek, fenomena, lokasi dan lainnya yang terbilang jarang terjadi. Untuk memperoleh pemahaman, data juga dapat diperoleh dari pihak lain yang mengetahui kasus tersebut dengan baik. Sehingga akan melengkapi data yang sudah diperoleh dari data utama.
Meskipun tidak sebanyak dalam penelitian kualitatif, nyatanya studi kasus juga dapat digunakan dalam penelitian kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif, studi kasus dapat memberikan data yang memungkinkan peneliti untuk memperluas bukti. Bukti yang dimaksud adalah data yang memperkuat hipotesis dalam sebuah penelitian.
Cara Membuat Penelitian Studi Kasus
1. Pilih Tema atau Kasus
Sebagai langkah awal, Anda harus memilih kasus, yang harus didasarkan pada kekhasan kasus dan juga tujuan.
Dalam memilih tema, Anda wajib mempertimbangkan peluang dan resiko yang akan dihadapi. Selain itu Anda juga harus mempertimbangkan waktu pengerjaan dan keterjangkauan.
2. Referensi
Setelah memilih tema atau kasus Anda juha harus mengumpulkan bahan untuk referensinya. Ingat hindari pemilihan kasus yang referensinya minim, itu akan menyulitkan dan memakan waktu lama untuk menyelesaikannya.
3. Kerangka Penelitian
Setelah bahan referensi terkumpul, Anda bisa membuat kerangka penelitian. Selain itu Anda perlu membuat daftar informasi apa yang akan kamu butuhkan. Kerangka penelitian ini diperlukan untuk mengerucutkan informasi yang akan digali lebih dalam lagi.
4. Pengumpulan Data
Setelah kerangka penelitian selesai, Anda bisa mulai mengumpulkan data, yakni data primer dan sekundernya.
5. Analisa Data
Setelah data primer dan sekunder terkumpul, yang selanjutnya bisa Anda lakukan adalah menganalisisnya berdasarkan teori yang Anda gunakan.
6. Validasi Data
Langkah selanjutnya adalah uji baliditas dan kredibilitas data yang sudah dianalisis.
7. Laporan Penelitian
Langkah terakhir adalah membuat laporan hasil dari penelitian yang Anda lakukan tersebut.
Demikian ulasan mengenai studi kasus mulai dari pengertian, jenis, cara kerja hingga cara membuatnya. Semoga bermanfaat. (*)