Pelayananpublik.id- Ghibah merupakan istilah yang ngetrend saat ini. Karena ghibah adalah nama lain dari gosip atau bergunjing.
Istilah ghibah, juga sering dibuat lucu-lucuan oleh orang-orang di media sosial. Seperti misalnya jiwa mengghibah yang meronta, hasrat ingin mengghibah dan lainnya.
Padahal menurut agama Islam, ghibah adalah perbuatan dosa yang lumayan berat hukumannya. Perbuatan ghibah sangat mudah dan ringan dilakukan, tidak sebanding dengan dosa yang didapat. Jadi sebenarnya tidak ada yang lucu dan bisa dibanggakan dari hobi ghibah.
lslam jelas mengatur tentang dosa dari perbuatan ghibah tersebut. Namun sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita pahami dulu pengertian ghibah.
Pengertian Ghibah
Ghibah adalah bahasa Arab yang berarti gunjing. Ghinah diartikan sebagai pembicaraan jahat tentang seseorang yang tidak hadir.
Ketika melakukan ghibah, pembicaraan itu bisa jadi benar, salah, bahkan tidak penting.
Prinsip utama dari ghibah adalah adalah kata-kata dalam pembicaraan itu akan membuat sakit hati orang yang dibicarakan ketika mendengarnya. Jadi misalnya kita membicarakan seseorang yang baik-baik, dan jika mendengarnya orang yang dibicarakan tidak sakit hati, maka itu bukan tergolong perbuatan ghibah.
Menurut agama Islam ghibah adalah sebuah dosa. Istilah ghibah mirip dengan gosip, fitnah, dan buhtan. Jika pembicaraan jahat tentang seseorang tidak benar, maka dosanya disebut buhtan, yaitu dosa yang lebih besar daripada ghibah.
Dalam agama Islam, ghibah adalah dosa besar jika dilakukan terhadap seorang muslim yang saleh. Namun, jika ghibah dilakukan terhadap muslim berdosa, itu tidak selalu merupakan dosa besar.
Dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW konsep ghibah disamakan dengan memakan bangkai saudaranya sendiri.
Hukum Ghibah
Ghibah merupakan perbuatan yang tidak baik dan tidak terpuji. Dengan demikian perbuatan itu juga akan mengundang dosa dan bahaya.
Dikutip dai buku Awas! Bahaya Lidah oleh Abdullah bin Jaarullah (2003 : 23), ghibah diharamkan berdasarkan ijma’ dan termasuk dosa besar karena bisa mengakibatkan putusnya ukhuwah, rusaknya kasih sayang, timbulnya permusuhan, dan tersebarnya aib.
Bahkan, dalam Al Quran, Allah menyamakan orang yang melakukan ghibah dengan orang yang memakan daging saudaranya yang sudah mati. Allah berfirman:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12)
Parahnya, dosa ghibah tak hanya didapatkan oleh orang yang melakukannya, tapi juga berlaku untuk yang mendengarkan. Jadi jika Anda ikut nimbrung mendengarkan orangnyang sedang bergosip, Anda juga ikut berdosa.
Imam Nawawi dalam Al-Adzkar menyebutkan:
“Ketahuilah bahwasanya ghibah itu sebagaimana diharamkan bagi orang yang menggibahi, diharamkan juga bagi orang yang mendengarkannya dan menyetujuinya. Maka wajib bagi siapa saja yang mendengar seseorang mulai menggibahi (saudaranya yang lain) untuk melarang orang itu kalau dia tidak takut kepada mudhorot yang jelas. Dan jika dia takut kepada orang itu, maka wajib baginya untuk mengingkari dengan hatinya dan meninggalkan majelis tempat ghibah tersebut jika memungkinkan hal itu. Jika dia mampu untuk mengingkari dengan lisannya atau dengan memotong pembicaraan ghibah tadi dengan pembicaraan yang lain, maka wajib bagi dia untuk melakukannya. Jika dia tidak melakukannya berarti dia telah bermaksiat.”
Bahaya Ghibah
Selain berdosa, berghibah juga berbahaya baik bagi diri sendiri maupun ukhuwah.
Ghibah memang dosa yang paling gampang dilakukan karena berhubungan dengan lisan. Terlebih saat ini ada media sosial yang menjadi platform pendukung perghibahan. Sehingga sudah tepat istilah bahwa ghibah itu berbahaya.
Adapun bahaya ghibah di antaranya:
– Memecah belah kerukuna bermasyarakat
Ghibah kerap membuat orang bermusuhan. Bahkan bisa membuat retaknya persaudaraan, persahabatan, bahkan kehidupan rumah tangga.
– Memupuk sifat iri dan dengki
Ketika iri dengki sudah menguasai, maka orang bisa terobsesi membicarakan hal buruk mengenai saingannya.
Apalagi jika pergunjingan itu menyangkut kesenangan-kesenangan yang didapatkan oleh orang yang menjadi korban ghibah tersebut. Karena itu, ghibah bisa membuat sifat iri dan dengki semakin berkembang.
– Buang-buang waktu
Pada dasarnya, ghibah merupakan pembicaraan yang tidak ada manfaatnya. Waktu yang semestinya digunakan untuk beribadah ataupun melakukan perbuatan lain yang lebih produktif malah terbuang sia-sia.
– Memicu kebencian dan adu domba
Tak jarang seseorang yang gemar mengghibah berusaha mencari bahan ghibah dengan menyebarkan prasangka-prasangka tidak berdasar. Hal ini yang bisa menjadi penyebab utama permusuhan.
Ghibah yang Diperbolehkan
Jika tadi kita berbicara tentang larangan ghibah, ternyata ada juga loh ghibah yang diperbolehkan menurut beberapa ulama. Ada beberapa ghibah yang diperlukan yakni:
1. Mengeluhkan Orang Zalim
Ghibah dibenarkan ketika mengeluhkan kezaliman orang. Menurut Nursi, orang yang dizalimi boleh bercerita tentang orang yang menzaliminya kepada pihak yang berwenang untuk membantunya mengatasi kezaliman dan kejahatan yang menimpanya.
2. Meminta Saran
Ghibah diperbolehkan jika seseorang meminta saran. Misalnya seseorang yang bermaksud bekerja sama dengan orang lain dalam bisnis.
3. Memperkenalkan Seseorang
Ghibah dibenarkan ketika mau memperkenalkan tanpa ada maksud mencemarkan nama baik. Misalnya dengan mengatakan, “Si pincang atau orang jahat itu…”
5. Menggunjing Orang Fasik
Kemudian, ghibah dibenarkan ketika orang yang digunjingkan tersebut adalah orang fasik yang terang-terangan berbuat kefasikan. Orang tersebut bahkan tidak mempunyai rasa malu bertingkah buruk, bangga dengan dosa-dosa yang diperbuatnya, dan merasa senang berbuat zalim terhadap orang lain.
Cara Menghindari Ghibah
Ghibah memang perbuatan dosa yang mudah dilakukan bahkan dengan tidak sadar. Namun bukan berarti perbuatan itu tidak bisa dihindari. Ada beberapa hal yang sebaiknya Anda lakukan jika ingin menghindari ghibah.
– Kurangi percakapan yang tidak penting. Ketika bertemu teman atau tetangga di jalan, usahakan hanya tegur sapa, lalu pergi. Hindari percakapan yang melebar yang mulai menyinggung orang lain.
– Cari kegiatan yang bermanfaat. Daripada membaca gosip di media sosial dan ikut komentar, lebih baik Anda baca buku, memperkaya ilmu pengetahuan Anda.
– Jauhi ratu gosip. Ada orang yang memang hobi bergosip. Kita tidak bisa mengubah dirinya, kita hanya bisa menghindarinya. Jangan pancing dia untuk membicarakan orang lain.
– Sadari ghibah itu menyakitkan. Posisikan diri Anda sebagai orang yang sedang dibicarakan keburukannya, Anda tentu sakit hati. Begitu juga yang dirasakan orang lain jika tahu Anda sedang menceritakan keburukannya.
– Tutup aib. Tutup aib orang lain maka Allah akan menutup aibmu.
Demikian ulasan mengenai apa itu ghibah, hukum, bahaya hingga cara menghindarinya. Semoga bermanfaat. (*)