Warga Masih Nekad Mudik, Pemerintah Waspada Lonjakan Kasus Covid-19

Pelayananpublik.id- Larangan mudik sudah dikeluarkan. Namun diprediksi masih banyak warga yang nekad mudik ke kampung halaman.

Terkait itu, Kementerian Kesehatan mewaspadai adanya lonjakan kasus yang terjadi usai Hari Raya Idul Fitri nantinya.

Berdasarkan data Kemenkes, selama menjelang Ramadan hingga Senin (3/5/2021), kasus Covid-19 di Indonesia stabil. Namun demikian, pihaknya perlu mewaspadai potensi lonjakan kasus, terutama jika masyarakat memaksakan tetap mudik.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

“Artinya, kasus konfirmasi positif tidak bergerak turun, tapi cenderung mendatar atau naik,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-1 Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi dalam konferensi pers, Selasa (4/5/2021).

Selain itu, kata dia kasus kematian akibat Covid-19 juga meningkat.

Ia menyampaikan hingga Senin (3/5/2021), ada peningkatan 3,16 persen pada angka kematian. Nadia mengatakan, ada hal yang perlu dipastikan, yaitu kemungkinan terjadinya perburukan yang cepat dari gejala Covid-19, karena peningkatan angka kematian tidak berkorelasi langsung dengan peningkatan kasus konfirmasi positif.

“Kalau kita lihat ini bisa jadi indikasi adanya varian baru, indikasinya meningkatkan tingkat keparahan penyakit. Dan walaupun harus kita lihat lebih lanjut tapi angka kematian yang terus meningkat menjadi kewaspadaan kita, apakah mutasi virus ini yang menyebabkan terjadinya hal ini,” kata Nadia.

Kemudian, angka keterpakaian rawat inap rumah sakit rata-rata 35 persen, untuk perawatan isolasi maupun ICU. Tapi gambarannya April sampai hari ini cederung flat, bahkan ada kecenderungan untuk naik.

“Kita tahu beberapa rumah sakit minggu lalu seperti RS Hasan Sadikin Bandung, dan did RS Marzoeki Mahdi terjadi peningkatan kasus yang hampir 30-40 persen,” ungkapnya.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, lanjutnya, ada beberapa provinsi dengan tren kenaikan yang sangat signifikan dan kenaikan yang cukup signifikan, yaitu Bengkulu 94 persen, Bangka Belitung 99 Persen, Kepulauan Riau 183 persen, Riau 131 persen, Lampung 100 persen.

“Di sisi lain, Sumatra Barat dan Kalimantan Barat juga naik di atas 60 persen. Ini jadi kewaspadaan kita kita tau ini adalah kota-kota yang menjadi tujuan mudik. Di NTB, Jambi, dan Jawa Barat juga naik 13-17 persen. Ini terjadi bahkan sebelum kegiatan untuk di bulan Ramadan,” kata Nadia.

Peningkatan ini harus jadi kewaspadaan seluruh masyarakat, terkait dengan peningkatan mobilitas sejak awal Ramadan.

Sebelum mudik, kata dia yang justru harus diantisipasi pekan ini adalah beberapa kerumunan di tempat perbelanjaan.

Selanjutnya, secara umum, ada 19 provinsi yang mengalami kenaikan kasus aktif.

“Ini alarm untuk kita semua. Bagaimana kepatuhan memakai masker juga penting, dalam hal akibat dari mobilitas yang sangat tinggi,” imbuhnya.

Pasalnya, masih ada 55 kabupaten/kota yang kepatuhan pakai maskernya kurang dari 60 persen atau zona merah, yang patuh 61-75 persen atau zona oranye ada 58 kabupaten kota, patuh 75-90 persen atau zona kuning ada 125 dan kepatuhan 91-100 persen atau zona hijau ada 121 kabkot. (*)