Pelayananpublik.id- Jika Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menciptakan GeNose, Universitas Padjajaran (UNPAD) kini juga telah berhasil membuat alat rapid test Covid-19 yang dinamai CePAD.
Alat tes karya anak negeri itu diklaim mempunyai akurasi 91,5 persen dengan kategori excellent.
Berbeda dengan GeNose yang sistemya mendeteksi virus di udara dalam napas manusia, CePAD bekerja layaknya alat rapid test yakni dengan tes darah.

Direktur Inovasi dan Korporasi Unpad Diana Sari saat ini sedang mengembangkan alat tes tersebut.
Dikutip dari Viva.co.id, pengembangan CePAD ditargetkan mampu mencapai 250 ribu unit dan dapat dijual dengan harga Rp70 ribu per unit kalau diproduksi sebanyak 1 juta unit.
Kata dia, alat itu memiliki spesifikasi sensitivitas 80 persen, spesivisitas 93 persen, dan akurasi 91 persen.
Sejauh ini, sambungnya, CePAD telah diproduksi sebanyak 25 ribu unit dan sudah habis. Mereka kini memproduksi lagi sebanyak 50 ribu unit dan ditargetkan dapat memproduksinya 250 ribu unit.
Diana optimis pasar menerima produk itu karena terus menunjukkan tren positif dan berpotensi memperbanyak jumlah produksi. Bahkan, harga alat ini bisa dijual dengan harga murah jika pesanan meningkat.
“Responsnya cukup baik, hanya memang dari harga dibandingkan yang impor, masih tinggi. Kita pastikan apabila produksi banyak bulan Maret harganya bisa kompetitif, bisa Rp70 ribu per kit dengan syarat produksinya jutaan,” ujarnya.
Pengembangan alat itu tertantang dengan memperbanyak sampel spesimen positif COVID-19 untuk memperkuat inovasi.
“Kenapa kita akurasi masih belum nambah karena akses mendapat yang positif belum banyak; mendeteksi virus jadi CT kurang dari 25, kita masih keterbatasan akses, masih 250 sampel pasien positif,” katanya.
Menurutnya, pengembangan bisnis CePAD diproyeksikan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar digunakan sebagai alat tes penelusuran COVID-19.
Sementara saat ini penggunaan alat tes CePAD ini masih digunakan secara terbatas di Jawa Barat. (*)