Mudah Ditemukan di Pasaran, Ini Kombinasi Obat Covid-19 Temuan Peneliti Unair

Pelayananpublik.id- Masyarakat dunia maupun Indonesia telah gerah dengan keberadaan Covid-19 di sekitar mereka.

Virus asal Wuhan ini pun kian membuat resah karena cepat dan mudah sekali menular. Oleh karena itu masyarakat sangat menantikan obat maupun vaksin yang bisa mengantisipasi penyebarannya, apalagi akan dilakukan new normal sebentar lagi.
Kabar penemuan obat Covid-19 laksana air segar di ladang tandus.
Kabar itu datang dari peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang mengaku telah menemukan kombinasi beberapa obat untuk mengatasi Covid-19.
Penelitian terkait obat itu dilakukan dengan berkolaborasi dengan Gugus Tugas dan Badan Intelijen Negara (BIN)
Kepala Pusat Penelitian Pengembangan Stem Cell Unair, Dr dr Purwati SpPd K-PTI FINASIM mengatakan mereka menemukan lima kombinasi obat yang mampu menghambat perkembangbiakan virus hingga membuat virus SARS-CoV-2 tidak terdeteksi lagi.
Ia mengatakan tim peneliti sudah meneliti efek dari obat tersebut secara bertahap yakni 24 jam, 48 jam dan 72 jam.
“Virus tersebut dari yang jumlahnya ratusan ribu menjadi undetected (tidak terdeteksi),” jelasnya dikutip dari Liputan 6, Jumat (12/6/2020).
Ia juga menjelaskan kelima obat tersebut sebenarnya adalah obat-obatan yang sudah beredar, hanya saja, jika dikombinasikan bisa jadi obat Covid-19.
Kelima kombinasi obat tersebut adalah lopinavir/ritonavir dengan azithromicyne, lopinavir/ritonavir dengan doxycyline, lopinavir/ritonavir dengan chlaritromycine, hydroxychloroquine dengan azithromicyne dan hydroxychloroquine dengan doxycycline.
Purwati menjelaskan alasan memilih regimen kombinasi dalam penelitian ini.
Pertama, memiliki potensi dan efektivitas yang cukup baik untuk membunuh virus.
Kedua, dosis yang dipakai kecil sehingga mengurangi toksisitas obat pada sel tubuh yang sehat.
“Dengan menurunnya jumlah virus bahkan sampai tidak terdeteksi dengan regimen obat ini maka bisa memutus mata rantai penularan,” katanya.
Purwati menjelaskan bahwa obat-obat tersebut merupakan obat yang sudah beredar di pasaran. Ada dua alasan di balik pemilihan tersebut yakni obat yang beredar di pasaran berarti sudah aman.
Selain itu, di masa pandemi seperti saat ini membutuhkan obat yang cepat tapi dengan melihat aspek keamanan untuk tubuh pasien.
Purwati juga menegaskan bahwa lima kombinasi obat ini belum diperjualbelikan. Namun, hasil riset kombinasi obat ini sudah dikirimkan pada tujuh jurnal. (*)