IWO Medan Sikapi Perilaku Akhyar yang Emosi saat Diwawancarai Wartawan

Pelayananpublik.id – Sikap tidak etis Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution kepada wartawan usai sidang kasus suap dengan terdakwa Isa Ansyari menimbulkan kegaduhan di pelataran Pengadilan Negeri Medan, Kamis (9/1/2020).

Ikatan Wartawan Online (IWO) Kota Medan menilai sikap Akhyar itu sebagai preseden buruk bagi pejabat publik.

Ketua IWO Medan, Erie Prasetyo mengatakan, seorang pejabat negara, dalam hal ini wali kota, harusnya memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

“Sikap dia tidak etis. Sebagai pejabat publik, kemampuan berkomunikasi  yang paling utama. Selain itu juga berbudaya dan beradab. Sehingga tidak menyinggung perasaan orang dan tidak mudah naik pitam, dalam menghadapi berbagai masalah yang bisa muncul tiba-tiba di masyarakat,” ujar Erie di Medan, Jumat (10/1/2020).

Jika merujuk pada pertanyaan wartawan yang ditujukan kepada Akhyar saat kejadian itu, Erie menilai pertanyaan itu adalah pertanyaan wajar.

“Pertanyaan wartawan tidak ada salahnya. Mungkin Akhyar mengalami degradasi wawasan terkait tugas-tugas jurnalistik. Sebaiknya ke depan, hal itu menjadi pertimbangan masyarakat dalam menilai kualitas pemimpinnya,” sambungnya.

Erie mengatakan, ketika seorang pejabat sudah menguasai pengetahuan berkomunikasi kepada publik, harusnya tidak ada pilihan untuk emosi, menunjukkan gestur yang tidak baik, atau nada suara yang tinggi.

“Kenapa harus emosi, begitu kalau dia tidak menguasai komunikasi. Ada komunikasi dengan cara verbal, ucapan. Ada komunikasi environmental yang kaitannya sangat erat dengan kondisi lingkungan. Sebagai pejabat publik, dia harusnya menciptakan situasi lingkungan yang baik. Dia harus membuat gestur yang baik. Jika gestur dia seperti itu (saat di PN Medan), ditambah diksi kata-kata emosi dan nada tinggi, pasti kondisi di lingkungan tidak baik,” ungkap jelas Erie.

Selanjutnya, dia menjelaskan, seorang wartawan memang tugasnya untuk menggali fakta-fakta di lapangan, kemudian mengkonfirmasinya kepada pihak terkait.

“Tugas jurnalistik itu bisa di mana saja dan kapan saja, door stop dan teknik lainnya adalah usaha wartawan untuk mendapat informasi yang benar dan akurat,” pungkas Erie.