2 Suami dan Anak Meninggal, Kini Hani Mengidap Kanker Stadium Akhir dan Tidak Punya Tempat Tinggal

Sambungan dari halaman 1
Hani saat mendapat perawatan di rumah sakit

Melihat kondisi Hani yang sangat membutuhkan pertolongan, Komunitas peduli kemanusian dari Respek Peduli Medan mencoba membantu Hani dan keluarga.

Saat tim Respek Peduli Medan mendatangi rumah kontrakan Hani, dia sedang merasakan kesakitan, badannya panas tinggi hingga mukanya pucat.

Karena keadaan darurat tim Respek Peduli Medan membawa Hani ke RS Adam Malik. Setelah dirawat di IGD RS Adam Malik, dilakukan pemeriksaan darah, tensi hingga rontgen.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Tetapi pukul 02.00 dini hari dokter jaga memberi izin pulang karena tidak ada indikasi untuk dirawat dan hasil diagnosis semuanya normal.

“Kami meninggalkan RS Adam Malik saat itu juga, dan menginap di penginapan sekitar RS Adam Malik karena tidak memungkinkan untuk pulang ke Binjai saat itu,” ujar Lika (26) yang merupakan bagian dari tim Respel Peduli.

Karena merasa tidak puas dengan hasil perawatan tersebut, besok paginya tim Respek Peduli Medan menghubungi pihak RS Bhayangkara menceritakan semua terkait penyakit yang di derita Hani.

Lewat Plt Kasubid Yanmed Dokpol RS Bhayangkara, dia menyarankan agar Hani di rawat di sana. lalu Tim Respek Peduli Medan membawa Hani ke RS Bhayangkara hingga mendapat perawatan intensif.

Lika menjelaskan bahwa Hani adalah warga Jalan Gunung Sinabung, Kelurahan Bhakti Karya, Kota Binjai. Hani, anak dan ibunya tinggal di rumah kontrakan.

“Bu Hani sebelumnya terpaksa dirawat dirumah karena keterbatasan biaya. Beberapa hari lalu kontrakan rumahnya sudah habis, mereka tidak ada biaya untuk bayar kontrakan,” terang Lika.

Dia menerangkan, bahwa kanker payudara yang menyerang Hani telah dalam kondisi stadium akhir.

“Sudah dirujuk ke RS Murni Teguh karena di sana yang bisa merawat stadium akhir. Bu Hani sudah kemoterapi. Tapi kondisinya drop dan sekarang mereka tinggal di rumah saudara. Mereka sudah furstasi dengan keadaannya bang. Rumah kontrakan sudah habis, mereka tidak ada uang untuk bayar kontrak,” kata Lika. (IWO Medan)