Gelontorkan Rp5 Miliar, Pemprov Sikapi Polemik Babi di Sumut

Pelayananpublik.id- Teror bangkai babi cukup meresahkan warga Medan dan sekitarnya. Bagaimana tidak, belakangan ini seringkali ditemui mayat babi tergeletak di pinggir jalan.

Pemilik babi seolah tak mau mengubur ternaknya dan memilih membuangnya ke jalanan atau sungai.

Padahal babi-babi itu mati karena penyakit, jadi sudah seharusnya dikuburkan agar tidak menimbulkan penykit pula pada manusia.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Nah, menyikapi wabah babi itu, Pemprov Sumut telah menggelontorkan dana Rp5 miliar. Dana ini dugunakan untuk kegiatan terkait wabah penyakit babi, khusus hog cholera dan African Swine Fever (ASF). Di antaranya untuk membiayai pos pengawasan lalu lintas babi dan untuk penguburan babi yang mati.

“Kita sudah membentuk pos, supaya babi yang ada di dalam tidak keluar. Kemudian babi yang di luar tidak masuk ke dalam. Lalu kita juga membantu masyarakat, (untuk) babi-babi yang mati kita siapkan alat berat untuk menguburkan, sehingga tidak dibuang di sembarang tempat,” jelas Gubernur Sumut Edy Rahmayadi seperti dikutip dari Merdeka.com, Kamis (19/12/2019).

Terkait wabah itu, kata Edy, pihaknya belum melakukan pemusnahan ternak karena masih terbentur biaya.

“Belum, kalau pemusnahan Anda bayangkan, babi di Sumut hampir mencapai 2 juta ekor. Kalau itu kali Rp3 juta per ekor, sudah berapa itu jumlahnya,” ujarnya.

Terkait sudah dinyatakannya kematian babi di Sumut akibat ASF, Edy mengungkapkan, kejadian itu belum menyerang binatang lain ataupun manusia.

“Kalau kita berlakukan itu wabah nasional, ini, China saja 20 tahun itu tidak boleh memelihara babi. Ini kita masih memblokir, kita harapkan dengan vaksin-vaksin yang ada, dibantu pemerintah, di-support oleh pemerintah, sehingga bisa selesai wabah-wabah ini,” tandasnya. (*)