Borong Medali SIIF di Korea Selatan, Pelajar YPSA Harumkan Indonesia

Pelayananpublik.id – SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) kembali cetak siswa-siswi berprestasi. Bahkan kali ini, 6 tim yang terdiri atas 43 pelajar semuanya berhasil membawa medali di kompetisi Seoul International Invention Fair (SIIF) pada tanggal 26-30 November 2019 di COEX Hall, Gangnam Gu, Seoul, Korea Selatan.

Terkait prestasi tersebut, Kepala SMA YPSA Bagoes Maulana, mengatakan 6 tim berhasil meraih 2 medali Emas, 2 medali Perak, 1 medali Perunggu, dan 1 Arca Medal Merit Award.

“Alhamdulillah, semua tim berhasil membawa pulang medali di kompetisi SIIF. Ini suatu kebanggan untuk Indonesia,” kata Bagoes.

hari jadi pelayanan publik

Rincian medali yang diperoleh yakni, Tim Bamboo Mouthwash meraih Gold Medal, Tim Bioplastic meraih Gold Medal, Tim EMO Cookies meraih Silver Medal dan Special Award From Malaysian Association of Research Scientists, Tim Bio-Ointment (Salep Bidara) meraih Silver Medal, Tim ANDALIMAN Spicy meraih Bronze Medal, Tim ANANAS meraih Arca Medal Merit Award From Croatia.

“Kami bersyukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada Bapak Gubernur Sumut, Pembina YPSA Buya Sofyan Raz, Umi Hj. Rahmawaty, Miss Rizki Fadilah Raz, Pengurus Harian, serta seluruh bapak dan ibu di YPSA yang telah memberikan dukungan dan doa kepada tim peneliti SMA. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan bagi para siswa dan guru dalam menjalani proses pembelajaran,” terangnya.

Bagoes Maulana menerangkan bahwa siswa-siswi SMA YPSA asal Sumatera Utara, Indonesia bersaing dengan negara lain yakni Saudi Arabia, Malaysia, Taiwan, Vietnam, Korea Selatan, Thailand, Iran , Nigeria, Rusia, Polandia, dan Croatia.

SIIF 2019 diselenggarakan oleh Korea Invention promotion association (KIPA), sebuah perusahaan khusus yang didirikan berdasarkan ketentuan Undang-Undang Promosi Penemuan. Ini adalah satu-satunya organisasi di Korea yang telah mempromosikan kegiatan penemuan sejak 1973.

(foto : tamu undangan dari berbagai negara hadir dalam kompetisi SIIF)

“Siswa-siswi tertarik dengan penelitian ini dari ekstrakurikuler penelitian yang menjadi salah satu keunikan dan keunggulan yang dimiliki YPSA. Beberapa bahan yang digunakan untuk penelitian diperoleh dari kebun sekolah yang diberi nama Raz Garden dimana guru dan siswa mengelola sendiri berbagai jenis tanaman dengan berbagai metode tanam,” kata Bagoes.

Dia menambahkan, dengan kegiatan ini, YPSA berusaha untuk menerapkan pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics) sehingga para siswa disiapkan untuk menjawab tantangan revolusi industri dan teknologi sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan di Sumatera Utara.

Sedangkan penemuan yang diikut sertakan dalam kompetisi ilmiah tersebut yakni Tim pertama Tim ANANAS dengan nama penelitian Ananas Stem Healthy Drink as an Instant Herbal Drink to Lower Blood Sugar Levels.

Kedua, tim BMW (Bamboo Mouthwash) dengan inovasi penelitian Innovation of Mouthwash Preparation of Bamboo Leaf Extract (Bambusa vulgaris) as an Antibacterial of Porphyromonas gingivalis that Causes Mouth Odor. Ketiga, Tim Andaliman Spicy Powder dengan produk penelitian mencegah penyakit alzheimer.

Keempat, tim EMO Cookies dengan produk penelitian The Combination Of Eggshells And Moringa Leaves (Moringa Oleifera) As A Healthy And Nutritious Cookies. Kelima, tim Bidara Oinment dengan nama produk Benefits of Bidara Leaf as A Natural Ointment. Dan keenam, tim Friendly Bioplastic dengan nama produk Utilization of Palm Oil Waste and Fish Scales as an Environmentally Friendly Bioplastic.

Ternyata sebelum mengikuti kompetisi ilmiah kelas internasional itu, siswa-siswi mengikuti proses seleksi yang cukup ketat hingga akhirnya meraih penghargaan itu. Di atas panggung yang disaksikan tamu-tamu dari berbagai negara, perwakilan masing-masing tim YPSA mengibarkan bendera Indonesia saat menerima medali.

“Awalnya siswa mengawali dengan seleksi dan dinyatakan lulus mengikuti SIIF 2019. Perjuangan para siswa membuahkan hasil yang membanggakan kita,” terang Dicky Mahaputra Tarigan selaku guru pembimbing peneliti SMA YPSA. (IWO Medan)