Alasan Pimpinan OPM Ancam Bunuh Semua Warga NonPapua di Daerahnya

Pelayananpublik.id- Konflik berdarah di Tanah Papua masih terus bergulir. Belakangan ada seorang buruh bangunan yang tewas ditikam orang tak dikenal di depan Jembatan Wouma, Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Namun hingga saat ini belum ada yang bertanggungjawab atas pembunuhan pria asal Toraja, Deri Datu Padang (30) pada Sabtu (12/10/2019) sore itu.

Belakangan pernyataan pimpinan Organisasi Papua Merdeka (OPM), Egianus Kogoya juga mengejutkan masyarakat Indonesia karena ia mengancam akan membunuh semua warga sipil NonPapua yang berada di daerahnya.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Egianus mengatakan tindakannya itu dipancing oleh tindakan aparat TNI yang menembak mati 5 warga sipil di Distrik Iniye, Kabupaten Nduga, Papua.

“Pasukan TNI mengajar saya membunuh warga sipil di Ndugama. Maka saya dengan tegas akan membunuh Warga sipil Non Papua yang ada di Ndugama maupun di PAPUA lainnya, saya akan bunuh mereka semua Habis,” katanya lewat Fanpage TPNPBNews pada 23 September 2019 silam.

Dalam postingan itu ia menuduh pasukan TNI telah menembak mati 5 warga sipil secara brutal yakni Ibu Yuliana Doronggi (40), Masena Tabuni (32), Artius Lokbere (15), Yulince Lokbere (13), dan Tollop Lokbere (23).

“Kronologis kejadian bahwa masyarakat sipil tersebut dari kampung Iniye, naik ambil bama (bahan makanan) barang jualan milik mama Pdt di Jalan trans Wamena di Nduga. Barang tersebut diturunkan dari Wamena diangkut dengan kendaraan. Setelah mereka ambil bama itu kembali ke kampung Iniye, pada saat itu Pasukan TNI menembak dari belakang membuat 5 warga itu tewas lansung,” tulis Egianus.

Setelah itu kata Egianus, pasukan TNI membut kemah darurat menjaga ketat sampai mayatnya semua membusuk.

“Maka tanggal 9 Oktober ada tim kemanusiaan naik olah TKP ternyata 5 mayat itu sudah jadi tenggorak dan Pasukan TNI gali tanah lalu kubur dalam satu lobang galian,” tulisnya.

Egianus juga mengingatkan TNI dan Pemerintah Indonesia untuk tidak membunuh warga sipil Papua karena akan ada konsekuensinya.

“Pemerintah Indonesia harus ketahui, bahwa bunuh bunuh warga sipil bukan solusi penyelesaian konflik di Papua, justru mempersulitkan masalah. Jadi yang saya tuntut adalah kembalikan hak penentuan nasip sendiri tutur,” katanya.

Terkait tuduhan itu, TNI kemudian angkat bicara. Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Eko Daryanto mengatakan tuduhan itu sepihak, karena perlu adanya fakta dan data forensik maupun hasil autopsi korban.

“Jadi tudingan tersebut sangat tidak berdasar dan belum pasti kebenarannya,” katanya.

Eko menyarankan keluarga korban untuk melakukan autopsi, agar diperoleh fakta yang benar tentang penyebab meninggalnya.

“Pemerintah atau negara Indonesia adalah negara hukum, kalau ada kejadian seperti itu kita tempuh lewat jalur hukum, jika memang ditemukan lima orang yang meninggal, kenapa tidak diautopsi dulu, dicari apa penyebab meninggalnya lima orang tersebut, bukan langsung membuat tudingan seolah-olah TNI yang melakukan penembakan atau pun pembunuhan,” tegasnya. (*)

Berbagai Sumber