Mendikbud Sebut Pandangan Politik Siswa yang Berdemo Bagus

Pelayananpublik.id- Belakangan ini publik dihebohkan dengan adanya Rancangan Undang Undang (RUU) yang isinya tidak bisa diterima nalar. Bahkan RUU KUHP dianggap banyak mengandung pasal nyeleneh yang bakal merugikan rakyat.

Akibatnya, gelombang demonstrasi besar-besaran pun terjadi di hampir seluruh Indonesia menuntut pembatalan RUU tersebut.

Bukan hanya mahasiswa, para pelajar pum terpanggil untuk ikut turun ke jalan dan menuntut hal yang sama. Sampai berujung kericuhan, banyak siswa yang terluka akibat bentrokan.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Terkait itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan apa yang dilakukan para siswa memiliki sisi positif dan negatif.

Sisi positifnya, para pelajar, kata Mendikbud, memiliki pandangan politik yang bagus dan pemikiran kritis layaknya mahasiswa.

“Banyak pernyataan mereka yang menurut saya cukup menggembirakan, tetapi perlu bimbingan yang baik. Misalnya, ikut sertanya untuk membela negara, membela keadilan, NKRI harga mati, dan seterusnya,” katanya usai menjenguk para siswa korban kericuhan demo, Sabtu (28/9).

Saat menjenguk, ia pun senpat kaget ada pelajar yang masih kelas 3 SMP tapi pandangan politiknya sudah seperti mahasiswa.

“Saya juga kaget. Ada anak kelas 3 SMP, bapaknya penganggur, ibunya buruh cuci, tetapi pandangan politiknya sudah seperti mahasiswa,” katanya.

Untuk itu, kata dia, guru di sekolah harus bijak menyikapi murid seperti itu. Guru dan pengeloka sekolah harus berubah, kalau ingin berhasil mendidik siswa generasi milenial,

Terkait banyaknya pelajar yang ikut, pihaknya masih mendiskusikan soal pemberian sanksi. Karena menurutnya, bukan sekedar sanksi yang harus diberikan, tapi harus juga mendidik.

“Kemendikbud melihat masalahnya dari perspektif kepentingan pendidikan. Kalau sedikit-sedikit main sanksi, itu namanya bukan pendidikan. Kalau seandainya ada sanksi harus dalam rangka mendidik,” tukasnya.

Demo pelajar yang menolak RUU KUHP di berbagai kota juga menuai kericuhan. Di Medan misalnya, ada 200 orang pelajar diamankan dalam unjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Medan dan DPRD Sumatera Utara berujung ricuh.

“Ada 200 orang pelajar yang diamankan. Kita data dan minta orang tuanya datang menjemputnya,” ungkap Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto.

Mereka diamankan karena diduga melakukan pelemparan ke arah petugas. Selain itu, ada sejumlah kerusakan yang terjadi akibat kericuhan.

“Mulanya melakukan pelemparan lalu ditenangkan, kemudian melakukan pelemparan lagi. Ada juga yang menggunakan mercon,” pungkasnya.

Namun, Dadang bersyukur tidak ada massa dari mahasiswa yang terluka. Mereka tetap kondusif dan tidak terpancing.

“Dari pelajar tadi sudah bertindak anarkis melakukan pelemparan dan merusak,” katanya lagi. (Nur Fatimah)

Berbagai Sumber