Harga Kebutuhan Pokok di Sumut, Ini Penyebabnya

Pelayananpublik.id- Harga sejumlah kebutuhan pokok di pekan ini masih terpantau bergerak cukup liar.

Sejumlah pedagang besar hortikultura menyatakan kesulitan dalam mendapatkan pasokan di sejumlah wilayah produsen atau pertanian.

Dan sejauh ini yang bisa diandalkan adalah pasokan dari wilayah Sumut.

“Dengan kondisi pemulihan setelah bencana yang belum mencapai 100%, ditambah curah hujan tinggi maka harga pangan cenderung bergerak volatile,” ujar Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, Rabu (10/12/2025).

Namun, kata dia, ada beberapa komoditas pangan yang tetap alami kenaikan dan tidak dipengaruhi oleh faktor bencana atau hujan deras. Diantaranya adalah daging ayam, beras, telur ayam, minyak goreng curah hingga daging sapi.

“Komoditas tersebut jauh hari sudah diproyeksikan akan mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan biaya input produksi serta musim panen yang terlewati,” jelas Gunawan.

Ia menjelaskan berdasarkan pemantauan PIHPS (pusat informasi harga pangan strategis) terjadi kenaikan harga di sejumlah pasar di kota medan di pekan ini. Daging ayam di salah satu pasar di kota medan naik Rp1.000 per Kg (08/12), beras medium naik Rp250 per Kg, minyak goreng curah juga naik Rp250 per Kg, telur ayam naik Rp800 hingga Rp1.600 per Kg atau naik sekitar Rp50 hingga Rp100 Rupiah per butir, dan daging sapi naik sekitar Rp5.000 per Kg di kota siantar pada pekan ini.

Dari hasil pengamatan langsung, harga daging ayam saat ini di kota medan ditransaksikan di kisaran harga Rp40 ribu per Kg, beras medium ada dikisaran Rp15 ribu per Kg, minyak goreng curah Rp18 ribuan per Kg, telur ayam dekati Rp31 ribu per Kg serta harga daging sapi masih dalam rentang Rp110 ribu hingga Rp145 ribu per Kg di Sumut. Kenaikan sumber pangan protein lebih dikarenakan oleh kenaikan harga pakan yang sempat menyentuh Rp7.700 per Kg, meskipun saat ini berbalik di kisaran Rp7.000 per Kg.

Sementara itu kenaikan pada komoditas minyak goreng dan beras, dikatakannya, lebih dikarenakan faktor musiman seiring dengan penurunan produksi dan masa panen yang terlewati. Sementara itu untuk komoditas cabai merah yang bergerak volatile lebih dikarenakan oleh pasokan yang belum sepenuhnya stabil di pasaran.

“Curah hujan kerap membuat jalur distribusi terganggu dan pasokan kerap bergerak naik turun dalam jangka pendek,” ujarnya.

Dari hasil pengamatan langsung harga cabai merah saat ini ditransaksikan dalam rentang 50 hingga Rp60 ribu per Kg, setelah sebelumnya sempat Rp40 ribu hingga Rp55 ribu per Kg. Cabai rawit saat ini ditransaksikan dalam rentang Rp60 ribu hingga Rp70 ribu per Kg setelah sempat berada dalam rentang Rp70 ribu hinga Rp90 ribu per Kg. Sementara cabai hijau berada dalam tren turun di kisaran Rp30 ribu per Kg sejauh ini. (*)