Rupiah dan Harga Emas Melemah, IHSG Dibuka Menguat

Pelayananpublik.id- Bank Indonesia dijadwalkan akan memutuskan besaran bunga acuannya di pekan ini (Rabu mendatang).

Menurut pengamat ekonomi asal Sumut Gunawan Benjamin, kebijakan BI tersebut akan lebih menentukan nasib mata uang Rupiah, ditengah spekulasi beragam terkait dengan kebijakan Bank Sentral AS di akhir tahun.

“BI diproyeksikan akan mempertahankan besaran bunga acuannya. Tekanan pada Rupiah bisa meningkat seandainya BI justru menurunkan bunga acuan di pekan ini, dan semakin memburuk jika The Fed justru mempertahankannya,” ujarnya, Senin (17/11/2025).

Sementara itu, kata dia, mata uang Rupiah pada sesi perdagangan pagi ini terpantau alami pelemahan ke level 16.720 per US Dolar. Kinerja USD Index yang relatif stabil di level 99.37 pada dasarnya belum menjadi ancaman besar bagi perdagangan Rupiah di awal pekan.

Namun demikian imbal hasil US Treasury 10 Tahun yang alami peningkatan dikisaran level 4.146%, membuat US Dolar menguat terhadap rivalnya.

Sedangkan untuk IHSG hari ini dibuka menguat di level 8.397 pada sesi perdagangan hari ini. Melemahnya mayoritas bursa saham di Asia berpeluang memicu terjadinya koreksi di IHSG.

“IHSG berpeluang ditransaksikan dalam rentang 8.330 hingga 8.400. Dan untuk mata uang rupiah berpeluang bergerak terbatas dalam rentang 16.680 hingga 16.730 per US Dolar,” jelasnya.

Terpisah harga emas kembali alami tekanan dikisaran level $4.100 per ons troy, atau sekitar 2.21 juta per gramnya. Harga emas mengalami koreksi ditengah spekulasi kemungkinan memburuknya kinerja mata uang Rupiah ke depan.

Harga emas tengah menanti sejumlah rilis data penting dari AS yang akan menjadi penentu pergerakan selanjutnya.

“Namun sayangnya tidak ada banyak agenda ekonomi penting yang akan dirilis pada pekan ini. Setidaknya data yang memberikan korelasi kuat dengan kebijakan moneter yang dilakukan Bank Sentral AS nantinya,” kata Gunawan. (*)