Rupiah dan Emas Alami Tekanan, IHSG Ditutup Menguat di Awal Pekan

Pelayananpublik.id- Memburuknya kinerja bursa saham di Asia pada awal pekan ini nyatanya tidak memicu terjadinya pelemahan pada IHSG.

“Di awal pekan IHSG justru ditutup menguat 0.55% di level 8.416,88. Saham sektor perbankan seperti BBCA, BMRI, BBRI dan BBNI menjadi motor penguatan IHSG. Ditambah lagi sejumlah saham sektor pertambangan seperti BUMI, ANTM, ADRO hingga TINS turut menjadi pendorong penguatan IHSG pada pedagangan hari ini,” terang pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, Senin (17/11/2025).

Ia mengatakan IHSG menguat ditengah kinerja mata uang Rupiah yang jsutru melemah di level 16.720 per US Dolar. Rupiah selama sesi perdagangan berlangsung ditransaksikan dalam rentang 16.700 hingga 16.735.

“Mata uang Rupiah bertahan di zona merah ditengah minimnya sentimen pasar pada perdagangan hari ini. Pelemahan Rupiah belakangan ini mengalami tekanan yang tak biasa ditengah tekanan fiskal tanah air,” katanya.

Gunawan menjelaskan masalah fiskal membuat Rupiah terkadang bergerak berlawanan dengan sentimen ekonomi yang berkembang. Rupiah terkadang kehilangan kemampuannya untuk menguat meskipun USD Index sempat melemah sebelumnya.

“Dan spekulasi mengenai sikap The Fed yang cenderung hawkish, juga kerap membebani kinerja mata uang rupiah belakangan ini,” tambahnya.

Terpisah harga emas dunia kembali melemah di level $4.082 per ons troy, atau sekitar 2.2 juta per gram. Setelah dihentikannya penutupan pemerintahan AS, harga emas mengalami tekanan.

“Pasar masih dibuat wait and see dengan sejumlah data yang pastinya akan dirilis setelah berakhirnya penutupan pemerintahan AS. Rilis data ekonomi AS menjadi sangat krusial ditengah keraguan pasar setelah penutupan pemerintahan AS yang paling lama sepanjang sejarah,” kata Gunawan. (*)