Harga Jagung Naik Dekati Rp7.000 Per Kilogram, Proyeksi Harga Daging Ayam Direvisi

Pelayananpublik.id- Harga jagung nyaris menyentuh Rp7.000 per Kg pada perdagangan hari ini, Kamis (14/11/2025).

Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin mengatakan kenaikan harga jagung dipengaruhi oleh minimnya produksi jagung dari wilayah Sumatera Utara

“Beberapa temuan di lapangan menunjukan kalau panen jagung di sejumlah wilayah seperti Kecamatan Juhar Daerah Tiga Binanga, Kecamatan Mardinding, Kecamatan Kuta Buluh Kabupaten Karo mengalami penurunan produktifitas yang cukup signifikan” ungkap Gunawan.

Menurut Gunawan, lemicu kenaikan harga jagung saat ini lebih dikarenakan oleh faktor cuaca. Dimana musim kemarau sebelumnya telah memicu terjadinya kegagalan panen di sejumlah daerah.

“Bahkan di Desa Saran Padang maupun Purba Senembah dilaporkan banyak lahan pertanian yang mengalami gagal panen. Tanaman jagung tidak mampu tumbuh baik atau biasa disebut kuntet oleh petani,” katanya.

Ia menjelaskan saat ini harga jagung pipil ditransaksikan naik dikisaran 6.900 per Kg, dari sekitar 6.350 hingga 6.400 di awal pekan sebelumnya.

Kenaikan harga jagung tersebut merubah ekspektasi saya terkait dengan harga sejumlah kebutuhan pokok seperti telur ayam dan daging ayam di masa yang akan datang.

“Saya merevisi potensi penurunan harga daging ayam di bulan desember mendatang, dengan memperkirakan harga daging ayam di posisi yang tidak jauh berbeda dengan harga saat ini. Saya jadi meragukan bahwa harga daging ayam bisa turun, meskipun dari hasil observasi serta proyeksi sebelumnya ada peningkatan jumlah ayam doc (day old chicken) di kandang,” jelasnya.

Kenaikan harga jagung ini, kata dia, akan membuat biaya produksi ternak ayam naik. Dengan kenaikan harga tersebut peternak akan kesulitan mengatur margin atau keuntungan.

Selain harga daging ayam, harga telur ayam juga berpeluang naik karena kenaikan harga jagung tersebut. Konsumen mulai mengeluhkan terjadinya kenaikan harga telur ayam yang mencapai 2.200 per butir. Dan dengan kenaikan harga jagung ini, pihak dapur program MBG (makan bergizi gratis) juga akan terbebani jika kedua komoditas sumber protein tersebut alami kenaikan harga. Terlebih menu MBG yang diberikan ke siswa sejauh ini dominan menggunakan daging ayam. (*)